"Kami bukan penguntit! Kami hanya ingin menemukan air terjun itu agar kami selamat dari serangan kerajaan lain!"
Kedua tawanan itu meronta ingin dilepaskan, namun ikatan tali terlalu kuat.
"Kita sudah berjalan seharian. Kau istirahatlah dulu. Aku duluan yang mengawasi mereka ini." Kata si pemandu kepada si turis.
**
Keesokan harinya, si pemandu dan si turis akan melanjutkan perjalanan. Dua orang tawanan itu tidak terikat tali lagi. Si pemandu membolehkan mereka ikut mencari air terjun, asal mereka tidak berbuat macam -- macam.
"Apa mereka bisa dipercaya?" Tanya si turis.
"Tentu. Mereka orang yang punya satu tujuan dengan kita. Lagipula, mereka bukan orang usil. Mereka ingin air terjun itu hanya untuk bertahan hidup."
Keempat orang itu pun berjalan ke arah pepohonan. Di balik rimbunnya pohon itu, ada sebuah danau kecil. Airnya tampak jernih dan tenang.
Untuk menyeberangi danau itu, mereka butuh rakit. Jadi mereka memotong beberapa pohon dan membuat sebuah rakit sederhana.
Setelah jadi, keempat orang itu naik dan mengarungi danau. Namun baru mendayung beberapa kali, rakit mereka terhenti.
Rakit itu seakan menabrak sesuatu. Membuatnya tak bisa maju. Saat seorang dari mereka mencari tahu, tiba -- tiba dari dalam danau muncul punggung berduri. Punggung itu lama -- lama membesar. Dan sekarang tampaklah seekor buaya di depan rakit mereka.