Intinya, benchmarking yang dapat dipetik dari interaksi Taylor Swift dengan fans atau penggemarnya adalah kemampuan manajemen Taylor Swift menciptakan hubungan empati melahirkan loyalitas fans.
Ini merupakan salah satu strategi menarik untuk diterapkan dalam kebijakan marketing, atau menjual suatu produk atau jasa, terutama untuk bisnis hiburan yang layak diadopsi. Â Dan ini merupakan salah satu faktor terpenting penyebab konser Taylor Swift di mana pun mampu menjual tiket ludes dalam waktu singkat dan dalam jumlah sangat besar. Sudah barang tentu muaranya menjadikan penghasilan Taylor Swift sangat besar, terutama memberikan efek domino terhadap perekonomian domestik negara tempat manggung Taylor Swift.
Dengan demikian, belajar dari success story konser Taylor Swift tidak cukup berburu efek pertumbuhan ekonomi bagi suatu negara yang dinamakan sebagai Swiftonomics, tetapi hal terpenting adalah strategi manajemen bisnis hiburan ala Taylor Swift yang mengadopsi strategi "Empathy Marketing", yaitu membangun komunitas yang memiliki ikatan batin yang kuat demi loyalitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H