Pada esensinya benchmarking berperan sebagai informasi komparatif bagi manajemen organisasi maupun bagi pemangku kepentingan terutama bagi pemerintah sebagai regulator, bermanfaat sebagai langkah-langkah inovatif mengidentifikasi langkah-langkah atau strategi terbaik untuk diterapkan setelah belajar dari pengalaman atau kesuksesan orang lain.
Menurut Oxford Dictionary, benchmarking adalah sesuatu yang dapat diukur dan digunakan, sebagai standard yang bisa dibandingkan dengan hal lain, atau tolak ukur yang digunakan untuk menilai dan membandingkan.
Sederhananya benchmarking adalah proses belajar dari pengalaman perusahaan lain atau orang lain, kemudian menjadikannya sebagai standard baru atau strategi baru untuk meningkatkan kinerja.
Salah satu pelajaran berharga yang kemudian dapat dipergunakan sebagai strategi bisnis maupun kebijakan baru bagi suatu perusahaan maupun regulator dalam hal ini pemerintah dari fenomena kesuksesan konser Swift Taylor adalah Fenomena Swifties yang tidak bisa dipisahkan dengan Strategi Empathy Marketing.
Swifties adalah sebutan bagi penggemar fanatik atau fans setia Taylor Swift. Sebutan ini dilakukan oleh para penggemar Swifties sebagai cara mengidentifikasi diri mereka penggemar setia dan fanatik Taylor Swift di seluruh belahan dunia tanpa melihat sekat latar belakang negara, suku, ras dan agama.
Para Swifties menggunakan media sosial sebagai sarana penghubung mereka satu sama lain, dan membentuk satu komunitas untuk berbagi. Mereka memiliki dedikasi yang luar biasa terhadap nilai-nilai yang diperjuangkan Taylor Swift seperti sikap berusaha tidak menyakiti perasaan orang lain, menghindari sikap licik, memahami arti karma baik dan karma buruk dalam kehidupan.
Kalangan Swifties juga memiliki kesamaan pandangan bahwa kebahagiaan tidak selamanya ditentukan oleh materi, tidak mengutamakan kekayaan atau kemewahan tetapi lebih menghargai kesederhanaan dan keromantisan. Sikap dan keyakinan itu banyak dipetik dari syair lagu Taylor Swift, misalnya lagu yang mengungkapkan bahwa kebahagiaan dapat ditemukan dalam momen-momen kecil yang penuh makna.
Taylor Swift banyak menulis lagu ekspresi kegundahan, kesedihan dan patah hati tapi berguna untuk mendorong pengagumnya bangkit dari masa-masa sulit dan belajar dari masa lalu untuk kehidupan lebih baik ke depan.
Para Swifties banyak memperoleh inspirasi, pembelajaran dan motivasi dari karya Taylor Swift sehingga mereka memiliki kesetiaan yang tinggi, dan penuh empati.
Empati adalah kemampuan memproyeksikan diri terhadap diri orang lain untuk dapat memahami persis apa yang sedang dirasakan orang lain, kemudian mampu memberikan sesuatu yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan orang lain. Sikap empati inilah yang mengikat loyalitas dan kepedulian sosial para Swifties, sehingga mereka memiliki ikatan batin yang kuat terhadap idolanya Taylor Swift, maupun terhadap sesama penggemar Swifties.
Nilai-nilai inilah salah satu penyebab utama membludaknya jumlah penonton di mana pun Taylor Swift mengadakan konser. Sikap empati telah mengikat mereka dalam sebuah komunitas dan persaudaraan maka wajar terjadi penggemar fanatik dan loyal, bahkan pembela setia jika Taylor Swift dirundung kontroversi.