bola Indonesia ke arah lebih baik setelah dirinya terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027, pada hari Kamis, 16/2/2023.
Besar harapan kepada Erick Thohir membawa sepakHarapan itu pantas diletakkan ke pundaknya. Karena selain sebagai Menteri BUMN yang berpotensi menjalin kerja sama sponsorship, Erick Thohir memiliki pengalaman mumpuni dalam manajemen dan investasi bisnis sepak bola.
Track Record Erick Thohir di dunia sepak bola selama ini jadi soft skill yang dapat dipergunakan untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Sepak bola dewasa ini bukan hanya memiliki dimensi sport dan hiburan, tetapi memiliki potensi bisnis yang menggiurkan.
Erick Thohir sendiri memiliki catatan sejarah spektakuler meraih profit atau "untung gede" dari manisnya bisnis saham klub sepak bola.Â
Tahun 2013 Erick Thohir membeli saham Inter Milan sebesar 30 %, dengan harga diperkirakan sebesar 475 Juta Dolar Amerika, kemudian tahun 2019 menjual saham tersebut kepada Lion Rock Capital, perusahaan Hongkong, diperkirakan bernilai sebesar 150 Juta Euro, kira-kira bernilai Rp. 2,4 Triliun.Â
Dari proses beli dan jual saham Inter Milan tersebut Erick Thohir diperkirakan meraih untung sebesar Rp. 1,6 Triliun.
Itulah salah satu "Success Story" Erick Thohir, dapat dijadikan indikator sepak bola memiliki nilai bisnis menjanjikan keuntungan lumayan besar.Â
Industri sepak bola bukan rahasia umum lagi mampu menarik minat investor karena menjanjikan keuntungan, di Indonesia sendiri sudah banyak yang melakukan investasi dengan memiliki saham klub sepak bola.Â
Diantaranya ada Raffi Ahmad, artis papan atas, mengakuisisi klub sepak bola Cilegon FC yang kemudian ganti nama jadi RANS Nusantara FC. Â Atta Halilintar, artis sekaligus Youtuber mengakuisisi klub PSG Pati kemudian mengubah namanya jadi AHHA PS Pati FC, kemudian berubah jadi Bekasi FC. Â Sedang Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo mengakuisisi klub Persis Solo.
Itu membuktikan di Indonesia, industri sepak bola tidak lagi hanya sebagai olah raga, tetapi selain sebagai event hiburan menarik di tonton, sepak bola sudah menjadi lahan bisnis.
Dengan terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI yang memiliki latar belakang bisnis diharapkan mampu memberi warna baru bisnis sepak bola, dalam arti sepak bola tidak hanya dipandang sebagai sarana olahraga belaka, tetapi selain memberikan peluang bisnis, sepak bola juga menjanjikan kesempatan meniti karir bagi pemain dengan adanya jaminan masa depan dan penghasilan lebih dari cukup.
Dengan memiliki saham di Inter Milan, klub Sepak Bola Italia, memberikan pengalaman bagi Erick Thohir sebagai Presiden Inter Milan, hal itu merupakan pengalaman berharga bagi kepemimpinannya membina klub sepak bola yang bernaung di bawah bendera PSSI, sehingga klub sepak bola yang ada juga memiliki harapan memperoleh jaminan terhadap kelangsungan hidup klub dan pengelolanya.
Kemampuan Erick Thohir menjadikan sepak bola Indonesia sebagai industri menguntungkan secara bisnis bukan hal yang mustahil karena Erick Thohir memiliki pengalaman sebagai pengusaha sukses, dan memikiki jiwa bisnis atau entrepreneurship, ditambah lagi dengan kedudukannya sebagai menteri BUMN.
Untuk kemajuan sepak bola Indonesia ke depan memang sudah merupakan keharusan menjadikan manajemen sepak bola menganut kultur manajemen bisnis atau kewirausahaan (entrepreneurship). Karena manajemen klub sepak bola maupun pengelolaan pertandingan sepak bola memberi peluang memperoeh keuntungan.
Sebagaimana pengalaman klub sepak bola internasional selama ini sudah lazim memperoleh keuntungan finansial (revenue stream) dari hasil penjualan tiket pertandingan, penjualan marchaindise atau asesoris, hak siaran pertandingan, maupun dari hasil penjualan atau transfer pemain yang biasanya merupakan sumber pendapatan terbesar bagi sebuah klub sepak bola.
Inggris dan Brasil merupakan dua contoh menarik negara yang berhasil menjadikan sepak bola sebagai industri menguntungkan secara ekonomi. Dan mampu melakukan Branding dan Value Proposition dalam bisnis sepak bola.Â
Inggris merupakan salah satu negara yang termasuk memiliki sistem pengelolaan sepak bola terbaik di dunia, hal ini dapat terlihat dari Liga Inggris menjadi liga paling populer dan disiarkan di lebih 100 negara lewat televisi.Â
Keberhasilan Liga Inggris itu karena memiliki model bisnis sepak bola  profesional dalam mengelola segmen pasar, yaitu penonton bola panatik terhadap Liga Inggris yang mampu menghadirkan pertandingan  berkualitas, diikuti oleh pemain-pemain terbaik dan ternama, liga yang kompetitif serta tim sepak bola legendaris. Event pertandingan sepak bola Inggris dianggap mampu memenuhi harapan penonton panatik sepak bola di seluruh belahan dunia.Â
Sudah barang tentu pengelolaan Liga Inggris yang baik ini menimbulkan sumber pendapat yang sepadan dan menguntungkan dari setiap penjualan tiket menononton, assesoris maupun hak siar televisi.
Para pemain juga sangat senang ikut bertanding di Liga Inggris karena memberi kesempatan bagi mereka untuk lebih terkenal, dan memperoleh peluang sebagai bintang iklan disamping penghasilan besar dari honor atau gaji.
Liga Inggris mampu mengemas "Value Propositions" dengan mengklaim sebagai liga terbaik di dunia serta berisi pemain-pemain terkenal dunia, maupun pemain-pemain yang berkelas pemain Piala Dunia.
Sedangkan Brasil tidak memiliki liga yang menarik perhatian dunia, tetapi Brasil memiliki value propositions terkenal dengan "Brand" sebagai negara sepak bola pemasuk pemain berkualitas, dan pemain yang memiliki skill yang sangat enak di tonton (produsen pemain sepak bola berkualitas).
Dengan pengalaman di dunia bisnis dan sebagai menteri BUMN, Erick Thohir diharapkan mampu membangun model bisnis seperti apa yang layak dianut persepakbolaan Indonesia kedepannya.
Tidak dapat dipungkiri sepak bola merupakan salah satu bentuk olahraga yang mampu menyedot animo masyarakat selama ini, dan memiliki penonton dan pendukung panatik (suporter) walau selama ini prestasi sepak bola Indonesia tidak begitu baik. Animo dan panatisme ini merupakan pangsa pasar potensial untuk di kelola untuk kemajuan bisnis sepak bola Indonesia.
Siaran Televisi yang mampu mengalahkan rating penonton sinetron hanya sepak bola, bahkan bola meruapakan siaran paling banyak yang ditonton tanpa membedakan kelas dan jenis kelamin.
Beda dengan sinetron yang umumnya hanya ditonton oleh perempuan atau ibu-ibu, sedangkan sepak bola ditonton oleh perempuan dan laki-laki, tua muda, dan kaya miskin.
Pertanyaan menarik selanjutnya yang layak diletakkan di pundak Erick Thohir model bisnis sepakbola bagaimana gerangan yang akan ditorehkan dalam industri sepakbola Indonesia ?
Hal itu pantas dipertanyakan sebagai nilai lebih dan differensiasi sepakbola Indonesia dibawah besutan Erick Thohir yang telah memiliki pengalaman miltu dimensional, baik sebagai pebisnis, investor dan manajemen club sepakbola, maupun pengalaman politis sebagai Menteri BUMN.
Hanya dengan memiliki model bisnis sepakbola yang lebih spesifik persepakbolaan Indonesia diharapkan mengalami kemajuan berarti di tengah banyaknya persoalan menimpa pengelolaan sepakbola kita dewasa ini.
Kita nantikan sepak terjang Erick Thohir mewarnai atmosfir sepakbola Indonesia !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H