Itulah kelincahan Partai Golkar yang sejak melakukan transformasi jadi bagian era reformasi semakin menjadikan dirinya eksis sesuai dengan pradigma yang dimilikinya tidak condong ke salah satu kekuatan politik, dan juga tidak sebagai imbang kekuatan politik tersebut, tetapi berusaha jadi teman baik semua kekuatan politik.
Paradigma Golkar yang sangat luwes dan tidak terikat dengan ideologi tertentu justru membuatnya semakin eksis dan berhasil selalu sebagai bagian lingkaran penguasa, bahkan dengan waktu dan ruang yang tepat bisa saja menimbulkan kejutan.Â
Demikian juga dalam menghadapi Pilpres 2024, Partai Golkar bisa saja memunculkan kejutan, karena selain sudah memiliki Airlangga Hartarto sebagai capres, kini Partai Golkar juga memiliki Ridwan Kamil sebagai kuda hitam, dan lebih mengagetkan lagi Partai Golkar boleh jadi akan berkoalisi dengan salah satu partai politik terbesar yang bisa saja mengusung bacapres yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi sebagaiman versi lembaga survei.
Nantikan saja arah bandul politik Partai Golkar, jangan "ngarep" partai Golkar ikut-ikutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H