Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amien Rais Mainkan Playing Victim di tengah Partainya Tidak Lolos Verifikasi Faktual

15 Desember 2022   15:52 Diperbarui: 15 Desember 2022   16:03 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais meminta kepada Presiden Jokowi untuk hentikan pembangunan IKN. (tribuntimur.com)

Ditengah pengumuman Partai Ummat besutan Amien Rais tidak lolos verifikasi faktual peserta Pemilu 2024, muncul gugatan atas objektivitas KPU RI dari Amien Rais sebagai pendiri Partai Ummat. Alasannya, merasa dicuramgi oleh KPU dalam verifikasi faktual, dan  menuduh ada suatu kekuatan besar yang mempengaruhi agar partai Ummat tidak lolos sebagai peserta pemilu 2024.

Amien Rais sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Ummat mengatakan, partainya tidak diloloskan karena kerap kali mengkritk pemerintah.

"Memang ciri seorang kepala negara ya, yang ingin memborong kebenaran tidak ingin ada pendapat yang berbeda, karena itu mengganggu," kata Amien Rais saat ditanya apakah ada keterlibatan dari pihak istana, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, (14/12/2022).

Amien Rais bukan merupakan pemain baru dalam gelanggang politik Indonesia, malah beliau layak disebut sebagai politikus legendaris karena telah memiliki sepak terjang yang panjang dalam dinamika perpolitikan nasional. Tidak dapat dipungkiri, Amien Rais kerap mewarnai atmosfir kehidupan politik nasional sejak zaman otoritarian orde baru, dan merupakan salah satu tokoh penting pergerakan reformasi.

Bahkan Amien Rais boleh disebut sebagai salah seorang pigur yang ikut membidani lahirnya era reformasi, dan memiliki peran penting melengserkan kepemimpinan Presiden Soeharto penguasa orde baru yang eksis selama 32 tahun.  Sehingga mengantarkan Amien Rais sebagai ketua MPR RI yang lahir dari rahim era reformasi.

Sejak dahulu Amien Rais identik dengan sikap dan kerangka berpikir kritis, bicara tajam dan cadas membangun opini sebagai oposan. Namun tidak jarang juga sikapnya yang bicara pedas menjadi bahan cibiran karena adakalanya ucapannya tidak sesuai dengan kenyataan dan bertentangan dengan realita yang sesungguhnya.

Itulah  pigur Amien Rais yang kerap menimbulkan kontraversi, sama dengan perjalanan kehidupan politiknya yang dari awal sangat diperhitungkan sebagai salah satu tokoh penting dalam era reformasi, tetapi zaman juga terbentang luas bagaikan panggung tanpa tirai mempertunjukkan lakon dan cerita tentang sepak terjang Amien Rais bagaikan melodrama memprihatinkan dalam konteks manuver politiknya.

Partai Ummat besutannya tidak lolos verifikasi faktual merupakan tamparan keji terhadap performance Amien Rais. Selevel Amien Rais mendirikan partai tidak lolos sebagai peserta pemilu memang memalukan karena bagaikan sebuah indikator bernilai merah menunjukkan kegagalan dirinya melakuka konsolidasi terhadap pendukungnya. Bahkan kegagalan ini bagaikan sebuah sinyal menunjukkan pamor Amien Rais saat ini semakin meredup.

Wajar dan pantas Amien Rais gusar dan marah atas kegagalan Partai Ummat sebagai peserta pemilu 2024, dan sangat emosional mencari kambing hitam menyalahkan pihak lain sebagai sumber utama pemicu kegagalan. 

Ironisnya sekelas Amien Rais yang layak disebut pemain kelas kakap sebagai tokoh politik nasional yang menuduh kepala negara sebagai "Pemborong Kebenaran" dan penyebab Partai Ummat tidak lolos verifikasi faktual dipandang sebagian kalangan hanya sebuah strategi Amien Rais untuk "Playing Victim", yaitu berprilaku seolah-olah dia sebagai korban dan orang yang paling menderita padahal dirinya sendiri lah sumber masalah itu.

Amien Rais bukan anak ingusan dalam jagat perpolitikan nasional, sudah banyak makan garam dinamika politik nasional dan semestinya paham betul, dan menguasai banyak tentang aturan dan siklus proses pendaftaran dan verifikasi partai politik peserta pemilu 2024 sehingga seharusnya mampu mengantisipasi kendala yang memungkinkan partainya tidak lolos. 

Dalam perspektif peraturan pemilu, verifikasi faktual adalah sebuah metode mencocokkan kebenaran dan kesesuaian seluruh data anggota yang diserahkan oleh Partai Politik kepada KPU, dan mencocokkan kebenaran dan kesesuaian sampel data anggota yang diserahkan oleh Partai Politik kepada KPU.  

Metode pendaftaran data anggota partai politik  yang dilakukan KPU saat ini adalah dengan sistem online, yaitu setiap partai politik mendaftarkan anggotanya ke aplikasi SIPOL (Sistem Informasi Partai Politik) milik KPU. Hadirnya aplikasi Sipol merupakan perwujutan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas yang disediakan KPU RI.

Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2022, pasal 7, partai politik calon peserta pemilu memiliki hak , kesempatan dan perlakuan yang adil dan setara dalam verifikasi, penetapan dan pengundian nomor urut partai. 

PKPU Nomor 6 tahun 2018  khususnya pasal 9, mensyaratkan bahwa partai politik peserta pemiu 2024 harus memiliki kepengurusan paling sedikit 50 persen di jumlah kecamatan kabupaten / kota, memenuhi keterwakilan perempuan paling sedikit 30 persen dalam kepengurusan, memiliki anggota paling sedikit 1000 orang dari jumlah penduduk pada kepengurusan 50 persen di jumlah kecamatan kabupaten / kota. Dan memiliki kantor partai politik untuk tingkat pusat, provinsi dan kabupaten / kota.

Secara prinsif, proses verifikasi faktual yang dilakukan KPU terhadap partai politik calon peserta pemilu 2024 adalah proses verifikasi terhadap kecocokan dan kebenaran atau kesesuaian data anggota partai politik, dan verifikasi terpenuhinya kepengurusan partai politik dan keterwakilan perempuan.

Partai Ummat sebagai partai non parlemen atau partai baru, sebelumnya sudah lolos verifikasi administrasi sehingga memperoleh kesempatan ikut verifikasi faktual. Tetapi tidak lolos verifikasi faktual, berarti tidak lolosnya Partai Ummat sebagai peserta pemilu 2024 dominan karena faktor kesalahan dalam sisi administrasi, atau ada ketidak sesuaian antara administrasi yang dilaporkan ke KPU dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Dengan mempergunakan logika maupun metode yang simple seperti ini, jika Amien Rais ingin menggugat KPU maka cukup menuntut dengan mengajukan data akurat kesesuaian data administrasi dan data real di lapangan. Oleh karena itu betapa naif-nya jika sekelas Amien Rais masih saja berargumentasi mencari kebenaran pihaknya dengan cara mencari kambing hitam di pihak lain, apalagi sampai menyalahkan Presiden sebagai sumber masalah penyebab tidak lolosnya Partai Ummat dalam verifikasi faktual.

Narasi yang dibangun Amien Rais menyalahkan pemerintah khususnya Presiden tak ubahnya bagaikan sikap buang badan, tidak bertanggungjawab untuk mengundang kegaduhan, serta keinginan membagun citra seakan dirinya dan partainya korban penganiayaan. 

Bukan kah sikap seperti itu sama halnya dengan taktik "Playing Victim" ?.

Sekelas Amien Rais tidak semestinya lagi memilih cara dan jalan yang bisa menjatuhkan marwah dan kualitas dirinya. Publik sekarang sudah semakin edukated, informasi serba terbuka bebas, bukan seperti zaman orde baru dulu lagi, sehingga masyarakat sudah bisa memilah mana yang benar dan mana yang bohong.

Memang patut disayangkan, tidak lolosnya Partai Ummat sebagai partai politik besutan Amien Rais bagaikan serangan beruntun meruntuhkan eksistensinya sebagai tokoh politik yang mesti diperhitungkan, karena sebelumnya keberadaan Amien Rais telah tercabut dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang menjadikannya sebagai salah satu politisi berpengaruh diawal lahirnya era reformasi.

Lahirnya Partai Ummat tidak dapat dipungkiri sebagai jalan bagi Amien Rais untuk mempertahankan eksistensinya dala atmosfir kehidupan politik berbangsa dan bernegara saat ini maupun yang akan datang. PAN tidak dapat dipungkiri identik dengan Amien Rais sebelumnya, sehingga setelah tidak lagi bernaung dibawah nama PAN, Amien Rais harus menjadikan Partai Ummat sebagai jalan pilihan mempertahankan eksistensinya jika tidak ingin hilang dari dinamika politik nasional saat ini.

Upaya untuk mempertahankan eksistensinya, terutama ditengah usianya kian menua wajar dilakukan untuk meninggalkan "legacy". tetapi hal itu tidak semestinya dilakukan dengan cara tidak elegan dengan mempersalahkan orang lain. Apalagi Amien Rais sendiri dalam sejarah panjang sepak terjangnya dalam perpolitikan nasional masih meninggalkan banyak tanda tanya yang memojokkan dirinya sendiri, misalnya cerita terselubung dibalik dirinya mengusung Abdurrahman Wahid sebagai Presiden dan kemudian sebagai aktor utama juga melengserkannya sebagai Presiden.

Amien Rais tidak berada di PAN dan memilih mendirikan Partai Baru juga menyisakan banyak pertanyaan tentang eksistensinya sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun