Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencium Aroma "Cukong" Pilpres 2024

11 Desember 2022   14:00 Diperbarui: 11 Desember 2022   14:05 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efek negatif hubungan simbiosis mutualis antara penguasa dan pengusaha ini adalah  pengusaha dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan mengatur aparat penegak hukum dengan uang. Sehingga lahir bisnis monopolistis yang hanya dinikmati segelintir orang (REDISTRIBUTIVE COMBINES). 

Berdasarkan literatur ilmu ekonomi politik, redistributive combines adalah regulasi atau peraturan pemerintah di desain sebagai instrumen merebut dan membagi kue ekonomi di lingkaran elit kekuasaan. Lewat regulasi yangberpihak kepada segelintir pengusaha jadi jaminan perangkat hukum kelancaran aktivitas bisnis pengusaha tertentu. Keuntungan diperoleh oleh kedua belah pihak karena adanya patron-klien.

Persekongkolan pengusaha-pejabat diprediksi akan tetap berlangsung di era reformasi ini sebagai anak kandung yang lahir dari rahim pemilihan umum liberal dan mengandalkan uang sebagai amunisi sebagaiman fenomena yang terlihat secara kasat mata dalam narasi dan perdebatan pencalonan presiden jelang pilpres 2024, sarat dengan sepak terjang kroni kapitalisme pemburu rente (rent seeker).

Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem, saat diwawancarai media di JCC, Jakarta, Sabtu (12/11/2022, mengatakan belum ada pemodal besar dan kecil yang ingin berinvestasi kepada koalisi yang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres). Tanpa pemodal ditambah koalisi yang belum menemukan titik temu, tidak bisa Paloh menjamin Anies bisa maju di Pilpres 2024.

"Ini kan apes ini, pemodal besar enggak ada, pemodal kecil enggak ada," Tandas Surya Paloh.

Surya Paloh kemudian mengatakan, akan sangat hormat bila ada pemodal yang mau membantu NasDem dan Anies untuk berlaga di 2024. "Kita pun juga ingin, coba sebutkan kita ingin, katakan kita ingin. Kalau ada pemodal besar terutama yang mau dekat dan bersimpati kepada NasDem, saya katakan hormat, siap saja."

Berbeda dengan Surya Paloh, politikus PKS Nasir Djamil di Gedung DPR RI, Senin (14/11/2022), mengatakan bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) uang bukan menjadi kekhawatiran untuk menghadapi Pemilu. PKS yang saat ini tengah menyusun koalisi bersama NasDem untuk mengusung Anies meyakini dukungan masyarakat adalah segalanya.

"Uang bukan segala-galanya. Meskipun memang dia bisa menentukan segala-galanya. Tapi sekali lagi dukungan rakyat lah yang paling diutamakan dukungan rakyat paling besar."

Demikianlah suasana kerumitan pendeklarasian Calon Presiden yang dikaitkan dengan pentingya arti uang sebagai motor penggerak pemilu. Uang memang tidak segalanya, tidak ada uang bukan berarti mati, tetapi tanpa ada uang hidup terasa mati. Politik yang cenderung mengandalkan uang tidak bisa dihindari akan mengundang kehadiran pemilik uang yang sering disebut sebagai "Bokir" atau "Cukong".

Sudah barang tentu pemilik uang atau pemodal juga tidak siap menghamburkan uangnya begitu saja tanpa memperhitungkan kemungkinan ada kesempatan pengembalian (return) uang yang di donasikan. Pengusaha mengeluarkan uang disebut dengan istilah investasi.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Orang yang melakukan investasi adalah disebut investor atau penanam modal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun