Mohon tunggu...
Daud Antonius Kurniawan
Daud Antonius Kurniawan Mohon Tunggu... -

Cuma seseorang yang ingin selalu belajar hal baru, menarik dan membagikan semua hal yang disukainya, sampai sekarang masih menjadi mahasiswa jurusan psikologi, aktivitas lainnya adalah menjadi guru Seni Budaya di Sekolah Menengah Kejuruan, tertarik pada sastra, musik, serta parapsikologi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Emangnya Gw Kenal Sama Lo? (Bagian 1)

24 Agustus 2010   10:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja menepis rasa khayalku,

Dalam rasa kabung tak berdaya, Kumengingatmu...

Bayanganmu mengusik hatiku, Dalam rindu tak bermuara

Karena... Kau terlalu manis ‘tuk dilupakan

Hari itu masih aja jadi hari yang nyebelin buat Virni, cewek manis yang masih kelas 2 SMA, harusnya sih ga ngebelin, tapi dia anggep semua itu memuakan, alesannya sebenernya simple banget, hari ini adalah hari ketiga dimana Galih, temen sekolahnya yang kelasnya sampingan alias tetanggan berusaha untuk ngejar-ngejar Virni, ya kalo cewek pada umunya pasti seneng digemari sama cowok, tapi ngak dengan Virni, dia masih sakit hati karena pacarnya yang lama mutusin dia tiga bulan yang lalu, jadi itu alesan dia sebel sama cara PDKTan si Galih, padahal kalo diterawang lebih jauh, Galih sama sekali ga jelek, fisiknya lumayan, ya bisa masuk kategori sedikit ganteng, apalagi Galih paling pinter urusan komputer dan hobby maen futsal, harusnya ada alesan buat Virni juga suka, atau paling nggak sekedar tertarik sama Galih.

"Vir, bangun ini udah jam berapa? Kamu emangnya ga mau sekolah apa?" Mama Virni teriak-teriak buat bangunin Virni yang masih anteng sama gulingnya.

"Virni ga sekolah ah ma, lagi males berurusan sama si cecunguk."

"Si Cecunguk siapa??"

Ditengah pembicaraan itu muncullah sesosok yang sama sekali ga ditunggu-tunggu.

"Permisi, Spada... Virni, ke sekolah bareng yuk." Galih dengan motor bututnya dateng tiba-tiba ke rumah Virni, berniat buat jemput dambaaan hatinya itu.

"Itu loh ma cecunguknya..." Balas Virni dengan tampang yang ektra ditekuk.

"Oh, mahluk itu, bukannya di baik sama kamu Vir?"

"Malahan baeknya kelewatan ma... tapi Virni ga suka itu, apalagi mama kan tahu kalo Virni baru aja diputusin, jadi masih sakiiiiiit bangeeeett..." Virni berkata dengan ekpresi berlebihan sambil memegang dadanya.

"Yaudah deh, terserah kamu aja, nanti mama yang hadapin cecunguk baik itu."

"Oke deh ma, mama emang de' best deh."

Mama yang emang udah janji sama Virni untuk ngurusin cecunguk baik, alias Galih itu pun keluar, dengan memberikan sejuta alasan dan kebohongan dan berharap galih buru-buru minggat dari rumahnya.

"Oke, kalo Virninya udah berangkat ga apa-apa deh tante, nanti juga ketemu saya disekolah, makasih ya tante." Galih yang mendapat alasan segudang itu pun minggat, ga lupa sebelum minggat ia tersenyum ceria, ga tahu apa abis dibohongin.

"Vir, Mama udah suruh pergi tuh cecunguk baik itu, ya sebenernya sih mama ga tega, tapi demi anak mama tersayang..."

Virni pun datang ke sekolah seperti hari-hari yang biasa dilalui anak sekolah, sesampainya dimejanya di dalam kolongnya ia menemukan sebuah bunga mawar merah, lengkap dengan bungkusan surat...

Rindu ini... Takkan mungkin tersapu oleh waktu

Hanya lewat angin, Dapat ku sampaikan hembusan nafas dan salamku

Untukmu..., Yang selalu tinggal di hatiku

GALIH

"Gila nih mahluk, ga ada kapoknya juga, emang perlu gw labrak kali ya!!" Kata Virni dengan wajah mirip binatang buas.

Dan siang harinya Virni pun menghampiri Galih dikantin, sambil memegang sebotol air mineal yang masih terisi penuh, Virni yang terkenal berani pun menyiramkannya ke wajah Galih.

"Bluur"

"Eh Apaan nih Vir??"

"Itu tanda bahwa gw udah enek banget sama lo! Mulai hari ini gw peringatin sama lo, jangan pernah nulis-nulis, puisi, ngirim bunga atau apapun buat gw!! Atau tiap hari lo bakalan gw sirem, terus seumur idup bakalan gw musuhin!" Virni langsung meninggalkan Galih begitu saja dengan tidak peduli, sementara Galih menjadi bahan tertawaan satu kantin karena kejadian itu, Galih dengan diam menatap bajunya yang basah, padahal hari sekolah masih panjang, ia tidak banyak bicara dan hanya tersenyum kecil, entah apa yang ia pikirkan kini.

Ada hening sejenak...

Menyulam benang rindu, di setiap jejak yang kupijak

Seperti malam ini...

Meskipun hadirmu tak datang...

Tetap tak mengurangi arti makna terdiam


"Arggggghhhhh..." Teriak Virni dari dalam kamarnya malam itu.

"Kenapa Vi?"Tanya Mama Virni yang ada ga jauh dari kamar Virni.

"Ini nih mah si Cecunguk itu ngirimin aku kata-kata sok romantis, padahal tadi pagi udah aku labrak, terus aku sirem, ga kapok juga ternyata dia, awas aja besok...!!" Kata Virni dengan suara marah-marah, sementara Mamanya hanya geleng-geleng kepala, bingung dengan tingkah anaknya yang beranjak remaja.

*Bersambung...

(Nyova-nyoba nulis novel popular nih, walaupun alirannya jadi beda banget, komen yah ^^)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun