Kemudian, dengan hati-hati kita  mengulangi kata-kata itu berkali-kali. Setiap kali ada pelanturan, kita coba kembali ke pengulangan ini.
MeditatioÂ
Meditatio adalah sebuah usaha untuk mengerti makna teks dan membuat teks  itu relevan dan bermakna bagi dirinya secara personal. Merenungkan berarti memamah, mengunyah Sabda, merenungkannya sebuah kutipan teks pada waktu luang.
Meditatio menggunakan secara intuitif semua indra. Orang tidak bekerja keras pada doa ini, tetapi hanya mendengarkan Sabda yang sedang diulang, membiarkannya, memunculkan gambaran-gambaran tertentu, refleksi-refleksi, pemikiran-pemikiran  intuitif.
Orang yang melakukan meditasi merenungkan dan merasakan pelajaran-pelajaran yang tersembunyi dalam Sabda  Allah dalam cara sedemikian sehingga kebijaksanaan kehidupan dipelajari.
OratioÂ
Oratio yang berarti "doa", dilihat sebagai tanggapan pribadi atas teks yang direnungkan itu dan memohon rahmat Allah agar teks itu menggerakkannya untuk bersatu dengan Allah.
Dengan bantuan rahmat, pemikiran saleh yang muncul dari meditatio menimbulkan doa. Sabda Allah bergerak dari bibir ke pikiran, dan sekarang ke hati.
"Doa" adalah tanggapan hati terhadap Sabda Allah yang telah kita dengar menyapa kita melalui Kitab Suci. Secara mendasar, doa dalam langkah  ketiga ini mengungkapkan kerinduan akan pemahaman atas makna teks itu.Â
Doa di sini adalah keseluruhan unsur afektif meditasi. Dia adalah permohonan. Dia adalah percakapan afektif  dengan perasaan-perasaan cinta.
Sebagaimana unsur-unsur lain dari "lectio", dimensi afektif bertumbuh dan berkembang. Afeksi berkembang ke dalam kontemplasi yang diperoleh karena usaha (acquired contemplation).
ContemplatioÂ
Contemplatio, dilihat sebagai memandang dengan penuh perhatian. Gagasan di balik "memandang dengan penuh perhatian" ini adalah bahwa  kadang-kadang, oleh rahmat Allah yang dicurahkan kita,  seseorang dapat berada dalam situasi dimana ia melihat atau  mengalami teks sebagai misteri atau kenyataan.