Sebagian besar kenangan indah kita terkait dengan orang-orang dalam hidup kita, demikian juga sebagian besar pengalaman sulit kita berasal dari hubungan kita dengan sesama kita di masa lalu dan masa kini. Hubungan atau relasi kita dengan orang lain itu sangat penting.
Ada banyak cara untuk meningkatkan hubungan baik di antara anggota komunitas asrama, antara lain saling membantu dalam berbagai kesulitan.
Sebagai sebuah keluarga besar atau komunitas yang tinggal bersama, hendaknya diupayakan agar setiap anggota memiliki relasi persaudaraan yang baik dan penuh kasih terhadap sesamanya.
4. Integrasi Psiko-seksual
Dalam pemahaman banyak orang seksualitas hanya berkaitan dengan alat kelamin, berkaitan dengan nafsu birahi dan ketertarikan antar manusia baik heteroseksual, homoseksual araupun bi-seksual.
Berbicara tentang seks masih dianggap tabu. Namun sebenarnya seksualitas lebih jauh dari itu, seksualitas berkaitan dengan energi yang menjadikan kita manusia yang hangat, energik, penuh perhatian, kreatif dan berhati lembut.
Hanya ketika energi itu disalahgunakan, itu bisa sangat merusak. Kekuatan ini tidak boleh disangkal atau dihindari. Itu perlu diterima dengan rasa syukur sebagai salah satu anugerah terindah dari Tuhan.
Kita tidak boleh membenci atau sebaliknya menyembah seksualitas. Kita harus menerima sifat seksual kita dengan penuh syukur, dan berusaha untuk mengintegrasikannya dengan sisa hidup dengan jujur, rendah hati dan di bawah bimbingan yang bijaksana.
Anak-anak yang tinggal di asrama juga perlu dibina untuk memiliki kematangan psiko seksual. Demikian pula dengan para pendamping atau pembina asrama.
Beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini menjadi bukti bahwa kurang adanya integrasi psiko seksual yang ada dalam diri penghuni komunitas asrama.
5. Penggunaan Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Kehidupan berasarama terkenal dengan kedisiplinan. Hal ini hendaknya memiliki tujuan akhir agar anak-anak memiliki rasa tanggung jawab.