Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka dan Dilema Kebebasan Siswa dalam Berpakaian

6 Agustus 2022   17:16 Diperbarui: 9 Agustus 2022   08:41 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima, menghindari kesenjangan sosial. Jika semua siswa berseragam dalam berpakaian, maka kesenjangan sosial antara siswa dengan kelas sosial tinggi dengan siswa dengan kelas sosial menengah dan bawah, dapat teratasi.

Keenam, membentuk profesionalisme. Dalam dunia kerja dan perkantoran, banyak instansi mewajibkan mengenakan pakaian seragam bagi setiap anggota atau pekerja. Maka dengan memakai seragam di sekolah, para siswa sudah diperkenalkan dengan dunia pekerjaan.

Inilah beberapa pandangan, mengapa siswa perlu mengenakan seragam. Namun di balik nilai-nilai positif tersebut, persoalan tentang seragam sekolah sering menjadi headline dalam media online, setiap kali memasuki tahun ajaran baru. Persoalah tersebut adalah mahalnya biaya seragam sekolah yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Beberapa contoh, Kompas.com pada tanggal 3 September 2021 memuat berita yang berjudul "Penghasilannya Cuma Rp 2,5 Juta Disuruh Beli Seragam Rp 1,3 Juta, Ya Habis Uangnya". Selain itu, Jawa Pos-RadarSemarang.Id, pada tanggal 8 Juli 2022, memuat berita "Wali Murid Harus Siapkan Rp 3 Juta untuk Seragam Sekolah".

Menyikapi persoalan mengenai mahalnya seragam sekolah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pernah meminta kepada sekolah untuk tidak mewajibkan seragam bagi peserta didik. Menurut Ganjar, seragam sekolah tidak perlu wajib karena dinilai memberatkan orangtua siswa, terutama yang kurang mampu.

Hal ini disampaikan Ganjar usai memberi arahan kepada pejabat dilingkungan Pemkab Banjarnegara, sebagaimana dilansir dari Detik.com (6/9/2021).

Bagi Ganjar, seragam tidak menjadi acuan seorang siswa untuk berprestasi. Ia kemudian membagikan kisahnya bahwa ia pernah memiliki teman sekolah yang tidak berpakaian seragam, tidak potong rambut, tetapi pintar dan penuh kreativitas. Tidak tahu sekolah mana yang dimaksud. Tetapi saya pernah punya pengalaman mengunjungi sebuah sekolah, seperti yang diceritakan Ganjar, yakni Sekolah Mangunan Jogja.  

Ketika berkunjung ke sana, terlihat beberapa siswa yang mengikuti pelajaran olahraga begitu bebas bermain di lapangan, tanpa mengenakan seragam olahraga. 

Ternyata bukan hanya di lapangan. Di dalam kelas pun, siswa tidak mengenakan seragam saat mengikuti pelajaran. Berpakaian bebas atau tanpa seragam sekolah tidak menghalangi siswa untuk mengukir prestasi. Banyak mahasiswa peneliti yang datang ke sekolah ini untuk menimba pengetahuan.

Suasana belajar di Sekolah Dasar Kanisius Eksperimental (SDKE) Mangunan (Dokpri)
Suasana belajar di Sekolah Dasar Kanisius Eksperimental (SDKE) Mangunan (Dokpri)

Contoh lain, SMA Kolose De Britto, juga menerapkan hal yang sama. Sekolah unik yang berada di daerah Sleman, Yogyakarta ini pun memperbolehkan siswanya berpakaian bebas atau tidak berseragam sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun