Mohon tunggu...
DA Salmaa
DA Salmaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2

Seorang mahasiswa S2

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Karhutla "Rutin", Ada Apa dengan Negeri?

16 Agustus 2022   08:35 Diperbarui: 16 Agustus 2022   08:41 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akar permasalahan ini tidak jauh-jauh dari ihwal pembangunan ala sistem kapitalisme yang senantiasa mendewakan dan mengejar pertumbuhan ekonomi dengan segala cara, termasuk mengekploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan tata kelola lingkungan.

Dari kasus karhutla ini dapat dianalisis bahwa nampak negeri ini telah menganut sistem kapitalisme secara sadar dan mengabaikan dampak yang disebabkan dari diterapkannya sistem tersebut. 

Jika negeri ini menginginkan terselesaikannya permasalahan lingkungan hidup dan penegakan hukumnya, maka negeri ini tak cukup hanya melakukan pergantian pejabat ataupun merumuskan berbagai perundangan. Karena selama sistem kapitalisme diterapkan, maka pejabat-pejabat maupun peraturan baru hanya akan bekerja berdasarkan kebermanfaatan belaka. 

Dari hal ini negeri perlu mengganti sistem kapitalisme dengan sistem yang menjamin dan melindungi masyarakat sepanjang masa dan menjatuhi hukuman tegas bagi pelaku kejahatan secara adil, baik berasal dari golongan rakyat biasa, korporasi, hingga pejabat terkait. wallahu'alam bisshawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun