"Kakak ... Boat-nya berangkat jam berapa? Apa ngga kesiangan kita? Nanti ditinggal," tanyaku sedikit resah, meleset 1 jam 30 menit dari yang semalam ditentukan.
"Tenang Mas, udah kita charter seharian penuh boat-nya, khusus buat kita berempat," ujarnya mantap.
Waduh... Istimewa lho BWPMB, sampai sewa kapal buat kita-kita (auto sungkan dong aku nya tuh).
Boat yang dimaksud kapasitasnya kurang lebih 6-8an orang, berpenggerak motor tunggal. Adapun perjalanan laut memakan waktu sekitar 45 menit.
Beruntung ku udah terbiasa 'digoyang asik' di tengah laut lepas. Naik-turun, goyang kanan-kiri, saat memecah gelombang kecil. Sensasinya menyenangkan buatku, tapi tidak buat mereka yang ngga terbiasa. Liat dong ketiga ekspresi pasukan ku... Tegang!
"Kenapa Kak?" tanyaku singkat sembari nyindir.
"Ngga papa Mas" jawabnya diiringi senyum maksa. Tangan mencengkram badan perahu, deg-degan, sesekali nyebut, trus teriak-teriak mantjaaah gimanaaa gitu.
Permata Hijau Turquoise
"Mas mau pilih yang mana tempatnya?" tanya Kakak Vivi, menanyakan tempat istirahat untuk duduk-duduk selama saya melakukan aktivitas pemotretan di pulau Samalona.
Tempatnya untuk bersantainya sederhana, terbuat dari bambu yang disusun sedemikian rupa dengan kerangka kayu berbentuk kotak-kotak sehingga membentuk ruang. Sementara atasnya memakai gypsum.