Selama di mobil, perjalanan dari airport menuju hotel, fix totally udik akunya. Ngeliat kanan-kiri dengan tatapan berbinar-binar.
Tampaknya sang driver memergoki tingkah ku itu, ia lantas buka obrolan mengenai spot-spot menarik di Makassar.
Selain itu, saya juga diceritakan tentang pasar pelelangan ikan, tempat jual durian yang murah (pake banget), sampai terucap lah 2 destinasi yang menurut saya WAJIB DIKUNJUNGI untuk diabadikan, Masjid 99 Kubah dan Masjid Terapung.
Masalahnya adalah, belum juga eksekusi tugas utama, udah dicekokin banyak destinasi seru. Saya udah ngebayangin frame-frame yang bakal ku ambil jadinya seperti apa. Berulang kali timbul pikiran nakal... Gimana kalau ngga usah tugas? Kita kabur aja! Jalan-jalan blusukan kota Makassar sampe puas! (trus ku digetok Corporate :p)
Huh? Sama Nona?
"Mas... Besok pagi kita ke pulau ya, ke Samalona jam 8-an," info Kakak ter-heiiiiiitz dikala kami ngobrol santai sembari santap malam.
"Huh? Apa Kak? Sama nona? Nona siapa?" celoteh ku cepat tanpa berpikir panjang.
"Samalona Mas, Sama-Looonaaaa"
"Oh... Ummm... Ok Kakak" ujarku penuh tanda tanya, itu pulau apa ya?
Keesokan paginya ku udah standby di restoran. Sarapan bentar trus turun ke lobby. Pasukan yang berangkat menemaniku sebanyak 3 orang. Ternyata dermaganya ngga terlalu jauh dari hotel, sekitar 15 menit traffic sedang naik mobil.