“HAH?!'
[caption caption="Kondisi Husky sewaktu diketemukan / Sumber: Tio Russ"]
[caption caption="Kondisi Bali Rumah Singgah Satwa / dap"]
“Untuk kasus penyakit kulit, terutama demodex, anjing harus ditangani secara khusus. Masalahnya, enggak banyak orang tau bagaimana caranya,” terang wanita yang dulunya pernah menimba ilmu di Universitas Udayana Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) ini.
Menurut Mbak Tio, anjing demodex tidak boleh stres. Tiap kali stres dia akan menggaruk-garuk tubuhnya sampai luka. Disusul kemudian kerontokan pada bulu. Satu-satunya cara harus disteril atau dikebiri. Hal itu dikarenakan demodex adalah penyakit genetik. Artinya, penyakit itu akan terbawa terus ke generasi berikutnya.
Tidak hanya Husky, ada pula Golden Retriever. Anjing berbulu cokelat muda ini juga ber-stambum. Hanya saja usianya sudah tua. Ia diketemukan 'menggelandang' di daerah Sesetan, Denpasar. Kondisinya pun mengenaskan. Terdapat luka infeksi pada bagian gusi.
Misi Penyelamatan
[caption caption="Aksi Mbak Tio sewaktu rescue beberapa waktu lalu / Sumber: Facebook Tio Russ"]
Dalam kasus ini, anjing 'buruan' Mbak Tio hanya keluar malam hari. Kalau keluar siang selalu ditimpukin warga. Alasannya karena luka pada tubuhnya sudah terlalu parah. Sehingga mengeluarkan bau menyengat dan tampak menjijikkan.
Lantaran terus dijahatin orang, anjing itu akhirnya memilih bersembunyi di tempat terpencil. Masuk jauh ke arah rawa-rawa. “Waktu itu benar-benar menegangkan, Mas. Ekstrem banget medannya. Udah gelap-gulita, berlumpur lagi. Kalau disorot senter, kabur dia. Tapi akhirnya ketangkep juga. Langsung kita bawa ke klinik. Lukanya dibersihkan trus kita rawat,” kenangnya.
Dalam beraksi, Mbak Tio selalu dibantu dua orang relawan. Alat menangkapnya ada dua macam, jaring dan tulup.
Saya kemudian memotong pembicaraan, “Dari sekian banyak misi, apa Mbak enggak takut digigit? Apalagi saya lihat di akun Facebook, Mbak hanya memakai pakaian biasa. Tidak dilengkapi perlengkapan atau pakaian khusus. Apa tidak berbahaya, Mbak?” tanya saya spontan.