Yang tak kalah menariknya lagi, di sana juga ada penjaja jagung bakar! Mereka berjualan dengan menggunakan gerobak dorong sederhana. Bentuknya mirip tukang sate. Hanya saja, tak ada bagian atapnya. Pemandangan itu jelas agak kontras menurut saya. Satu jagung bakar dihargai Rp 10 ribu.
Di ujung sana, saya juga bisa menyaksikan pesawat tengah lepas landas maupun mendarat. Sementara pada jalur taxi holding position, terdapat antrian sejumlah pesawat dari berbagai maskapai. Menunggu jatah take-off clearance dari petugas Air Traffic Controller.
Banyak hal yang bisa dilihat di daerah ini. Jadi tidak hanya melulu pantai dan deburan ombaknya semata.
[caption caption="Cover Depan Sea Side Cafe / dap"]
Beli Pemandangan, Bukan Cita Rasa
[caption caption="Tiga Gadis Asal Jepang / photo by: Asita DK"]
Pastilah ada setitik keinginan ikut nimbrung di meja mereka. Sekedar berkenalan dan ngobrol singkat. Namun niatan itu saya urungkan. Terpaan angin pantai secara terus-menerus membuat saya terserang flu dan bersin-bersin. Malu dong setor muka dengan kondisi hidung meler-meler? Cepat-cepat saya kenakan jaket biar kondisi tak semakin drop. Dalam hati saya membatin, “Makan apa sih mereka bisa tahan angin laut?”.
Restoran di kawasan ini tampaknya paham betul cara menata meja sehingga tampak apik. Saya menemukan adanya meja yang diatur memanjang. Kapasitasnya mungkin sekitar 50-an orang. Terdapat deretan buah kelapa yang bagian atasnya diberi sedotan. Ada juga air minum kemasan ukuran 500ml. Saya menduga, restoran itu pasti kedangan tamu dalam jumlah besar. Dan benar lah tebakan saya. Rombongan asal Taiwan datang, menempati meja panjang tersebut.
[caption caption="Meja Khusus Rombongan / dap"]
Bagaimana soal cita rasa hidangan? Kali itu Mba Ita memesan sup jagung, sup ikan dan ikan bakar. Rasa sup jagungnya, menurut lidah saya, terasa biasa. Banyak tambahan air. Begitu pula dengan ikan bakarnya. Bumbunya terasa standar. Tak ada yang istimewa. Yang enak, justru terletak pada sup ikannya. Tekstur dagingnya lembut dan rasa kuahnya terasa gurih serta asin. Ada sedikit jejak rasa rempah di dalamnya.
[caption caption="Hidangan Kami Ketika Itu / dap"]
Antara Pantai Jimbaran dan Kedonganan sebetulnya sama. Statusnya masih 'tetanggaan'. Keduanya sama-sama memiliki keindahan pantai yang menakjubkan dan menawarkan malam malam di tepi pantai. Bagi mereka yang ingin menikmati suasana romantis, tempat ini amat rekomendasi. Yang perlu diwaspadai adalah angin lautnya yang terkadang kurang 'ramah'. Tergantung cuaca juga sih. Untuk mengantisipasinya, ada baiknya membawa jaket atau syal. Gak lucu kan, niatnya pengen bermesraan tapi habis itu kerokan di kamar hotel gara-gara masuk angin? Seperti yang telah saya utarakan sebelumnya, soal pemandangan mungkin dapet. Tapi cita rasa cenderung standar. Bahkan bisa jadi tempat makan langganan kamu jauh lebih nikmat ketimbang hidangan di sini.