Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kepiting Dandito Bali, Cita Rasa Tradisional Berstandar Internasional

14 Desember 2015   09:22 Diperbarui: 28 Juli 2016   09:52 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#1. Mata Responsif

Kedua matanya akan menutup cepat sewaktu jari kita didekatkan atau menyentuhnya. Ketika jari kita jauhkan, kedua mata kembali muncul.

#2. Tendangan Kaki

Ketika salah satu kaki kepiting kita tarik kemudian dilepas, gerakan melipatnya akan terlihat cepat. Sebaiknya jangan memilih yang sudah loyo / lemas.

#3. Cangkang Ditekan Tidak Pecah

Pada poin ini wajib berhati-hati. Niatnya memilih bisa-bisa disuruh membeli. Salah satu cara mengetahui sedikit/banyak daging pada kepiting adalah, menekan cangkangnya kuat-kuat. Kalau gampang pecah pertanda dagingnya sedikit.

“Kami (Restoran Dandito) juga membuang insang kepiting sebelum dimasak. Insang kan berfungsi sebagai filter. Pada bagian itu juga banyak mengandung bakteri jahat,” Rudy Setiawan menambahkan.

Cukup mendapat banyak informasi, giliran saya mencicipi citarasa dari Kepiting Lada Hitam ala Restoran Dandito Cabang Bali.

Pihak restoran sudah menyediakan alat pemecah cangkang berikut piring berbahan plastik. Jangan memakan kepiting di atas piring porselen. Takutnya pecah sewaktu pemecah cangkang jatuh mengenai piring.

Capit kepiting adalah bagian pertama yang saya tuju disusul kemudian bagian badannya.

Sewaktu capit itu saya jepit dengan pemecah cangkang, cangkangnya langsung rontok. Saya sampai bingung, kok bisa ya? Yang tersisa di tangan saya adalah bagian daging gemuk yang tampak menggiurkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun