Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menilik Perjuangan Ayatullah Khomeini dalam Revolusi Iran

18 Januari 2018   17:48 Diperbarui: 18 Januari 2018   17:55 4164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Buku Revolusi Iran [via gramedia.com]

Pada tahun 1918, Inggris menguasai Iran seorang diri seiring dengan runtuhnya kerajaan Rusia dalam Revolusi Oktober. Inggris kemudian menjadikan Iran sebagai daerah protektorat. Hal ini mengakibatkan administrasi, keuangan, dan tentara Iran kemudian berada dalam kekuasaan Inggris.

Perjuangan Khomeini

Sebagaimana telah saya katakan di muka, buku ini berhasil menarik simpati saya terhadap sosok Khomeini dan kiprahnya terhadap revolusi Iran. Khomeini menjadi garda terdepan dalam revolusi Iran karena, menurut keterangan yang dihimpun Nasir melalui sebuah wawancara kepada seorang anggota Feedayen, Khomeini adalah satu-satunya tokoh Iran yang tak pernah mundur alam menentang Shah. Seluruh hidupnya dicurahkan untuk menumbangkan monarki. Ia juga terkenal jujur,bersih, ulet, dan tak seorang pun meragukan pribadinya.

Pria kelahiran tahun 1902 itu memiliki sejarah kelam dalam hidupnya, terkait dengan perjuangan menentang penguasa. Ayahnya dibunuh karena menentang dinasti Qajar ketika ia berusia 9 bulan. Khomeini berjuang menentang rezim Shah melalui tulisan dan pidato-pidato agitasi massa. Jiwa nasionalismenya yang tinggi, membuat ia menentang pemerintahan saat itu yang hanya menjadi boneka kaum imperalis Amerika. Hal itu pula yang membuatnya kenal pada sosok Soekarno, yang di matanya merupakan nasionalis sejati.

Perlawanannya terhadap pemerintah saat itu, membuat Khomeini sering diasingkan. Di antaranya di Irak, Turki, dan Perancis. Berada dalam pengasingan, tak membuatnya berhenti berjuang. Ia merekam pidato-pidatonya melalui kaset dan mengirimkannya ke Iran. Bahkan ancaman pembunuhan terhadap para penentang pemerintah tak pernah menciutkan nyalinya untuk terus memberontak dan mendorong terjadinya revolusi Iran.

Dalam buku tersebut, tak lupa Nasir juga menceritakan sebab utama terjadinya revolusi Iran.

Pertama ialah keinginan untuk menjadi negara yang tidak bergantung pada negara mana pun. Karena pada saat itu, Iran hanya, di bawah kepemimpinan Shah, hanya menjadi negara boneka kerajaan Rusia dan kerajaan Inggris, serta kemudian Amerika. Kondisi itulah yang kemudian juga membuat kondisi politik Iran menjadi tidak demokratis.

Pada pertengahan abad ke-19, Iran menjadi wilayah perebutan antara kerajaan Rusia dan kerajaan Inggris. Penyebabnya adalah besarnya potensi sumber daya alam di negara tersebut. Iran memang memiliki cadangan sumber daya alam yang berlimpah pada saat itu. 

Namun sejak 1870, ekonomi Iran telah dikuasai oleh orang-orang asing. Rusia menguasai minyak, perikanan, jalan kereta api dan jalan raya, bank, dan angkatan militer. Sedangkan Inggris menguasai telegraf, bank Imperia Persia, jalur laut, kayu, tambang, dan jalur irigasi (pertanian).

Hegemoni Rusia dan Inggris terus berlanjut sampai dengan permulaan abad 20. Karena raja saat itu sama sekali tidak menghiraukan keadaan negaranya dan lebih memilih untuk hidup berfoya-foya. Kondisi tersebut keruan saja memicu perlawanan dari rakyat sehingga kemudian dibentuklah dewan perwakilan rakyat untuk pertama kalinya pada 1905. Dua tahun kemudian, Iran mulai mengenal konsep pemerintahan trias politica; eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Pada tahun 1918, Inggris menguasai Iran seorang diri seiring dengan runtuhnya kerajaan Rusia dalam Revolusi Oktober. Inggris kemudian menjadikan Iran sebagai daerah protektorat. Hal ini mengakibatkan administrasi, keuangan, dan tentara Iran kemudian berada dalam kekuasaan Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun