Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menilik Perjuangan Ayatullah Khomeini dalam Revolusi Iran

18 Januari 2018   17:48 Diperbarui: 18 Januari 2018   17:55 4164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Buku Revolusi Iran [via gramedia.com]

Di sinilah kemudian, munculnya sosok Khomeini sebagai sosok yang menentang keras kekuasaan Reza Shah dan kemudian Shah mendapatkan sorotan rakyat Iran.

Sejarah Singkat Iran

Iran pada mulanya bernama kerajaan Persia. Nama Iran baru dipakai secara resmi pada 1935. Dalam buku ini, Nasir membagi sejarah Iran menjadi dua fase. Masing-masing berusia 12 dan 13 abad. Dua belas abad pertama berakhir dengan datangnya Islam tahun 640 Masehi.

Pada waktu itu, terdapat dua periode pertama: Achemenide dan Sassanide. Pada fase pertama ini, Iran telah mengalami percampuran darah dan budaya, di antaranya dengan Yunani, Roma, Inggris, dan Cina. Tingkat literasi masyarakat saat itu juga sudah terbilang tinggi. Begitu juga penguasaan mereka terhadap kesenian.

Pada fase pertama ini pula, Raja Cyrus Agung memimpin Persia. Pada tahun 539 SM, ia berhasil menaklukkan Babylona tanpa menumpahkan darah setetes pun, melainkan melalui jalan diplomasi. Raja Cyrus dikenal sebagai sosok raja yang jujur, toleran, dan cinta damai. Ia kemudian menjadi raja yang paling disukai oleh umat Islam Iran hingga saat ini (hal. 24).

Pada fase kedua, Iran sudah mulai menerima kedatangan Islam. Masuknya Islam ke tanah Iran melewati pintu kerajaan, yakni pernikahan Husin dengan putri keturuan kerajaan Sassanide. Dalam sejarah Islam, hal seperti itu memang kerap dilakukan untuk misi dakwah.

Di Jawa, Wali Songo juga menerapkan metode dakwah semacam itu. Kerajaan menjadi "sasaran utama" para pendakwah karena secara politik memiliki pengaruh yang luar biasa besar terhadap rakyatnya. Sehingga penerimaan terhadap Islam oleh kerajaan, akan sangat berpengaruh terhadap jalannya dakwah pada masyarakat tingkat bawah.

Namun demikian, penguasaan Islam terhadap Iran tidak berlangsung lama, sejalan dengan runtuhnya kekuasaan Khalifah. Pada pertengahan abad ke-12, Iran dipimpin oleh cucu Jenghis Khan yang bernama Hulagu. Meskipun berada di bawah kekuasan Raja Budha, agama Islam pada saat itu tidaklah dilarang untuk hidup di lingkungan kerajaan. Malah keturunan Hulagu banyak yang kemudian memeluk agama Islam syiah.

Iran dalam Perebutan

Pada pertengahan abad ke-19, Iran menjadi wilayah perebutan antara kerajaan Rusia dan kerajaan Inggris. Penyebabnya apa lagi kalau bukan sumber daya alam. Ya, Iran memang memiliki cadangan sumber daya alam yang berlimpah pada saat itu. Pada 1870, ekonomi Iran menurut Nasir telah dikuasai oleh orang-orang asing. Rusia menguasai minyak, perikanan, jalan kereta api dan jalan raya, bank, dan angkatan militer. Sedangkan Inggris menguasai telegraf, bank Imperia Persia, jalur laut, kayu, tambang, dan jalur irigasi (pertanian).

Hegemoni Rusia dan Inggris terus berlanjut sampai dengan permulaan abad 20. Karena raja saat itu sama sekali tidak menghiraukan keadaan negaranya dan lebih memilih untuk hidup berfoya-foya. Kondisi tersebut keruan saja memicu perlawanan dari rakyat sehingga kemudian dibentuklah dewan perwakilan rakyat untuk pertama kalinya pada 1905. Dua tahun kemudian, Iran mulai mengenal konsep pemerintahan trias politica; eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun