"Iya juga ya," kataku dalam batin seraya menyesapnya lagi.
"Duh Gusti, siang ini kopi terasa nikmat sekali." sekali lagi aku membatin mensyukuri rasa kopi. Kali ini sambil memejamkan mata.
"Kau ini bagaimana? Sama-sama hamba tapi malah mau menjerumuskanku." Kataku tiba-tiba, membantah bujukannya.
Kopiku menguarkan asap dan aromanya. Cantik sekali.
"Santai saja. Tuhan Maha Mengerti. Menikmati kopi dengan penuh rasa syukur setara dengan duduk di masjid sambil bertafakur." bujuk kopi lagi.
Aku tak membantah. Percuma berdebat dengannya. Kesadaranku berkata, ia sedang berilusi karena kebanyakan minum kopi.
Suasana pun menjadi hening. Sementara di luar sana suara azan sudah mereda.
Dalam keheningan itulah kemudian aku teringat sesuatu. Kupandang kopi sekali lagi. Kali ini ia tersenyum. Manis sekali.
Lalu aku segera berganti baju, mengenakan sarung, dan memakai peci. Kemudian bergegas ke masjid, menyusul kopi yang ternyata sudah berangkat dari tadi.
(2017)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI