Dyaaar! Mejaku digebraknya. Aku terhentak. Atasan kami keluar dari ruangannya untuk mencari sumber suara. Sekali lagi, wajah Basuki memerah padam. Mungkin menahan malu atau memang benar-benar menahan kemarahan. Yang jelas ia kini telah duduk di sebuah kursi dengan sedikit lebih tenang. Sepertinya ia baru saja mengamalkan ajaran Nabi Muhammad tentang mengendalikan kemarahan.
Sementara itu, atasan kami tampak sedang berjalan ke arah meja kerjaku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!