Mohon tunggu...
Dartim Ibnu Rushd
Dartim Ibnu Rushd Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sedang belajar menjadi seorang Penulis yang sungguh-sungguh.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Refleksi Pemilu dan Pendidikan Politik

26 Februari 2024   10:46 Diperbarui: 26 Februari 2024   11:14 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih pada pemilu kali ini ada kecenderungan pragmatis dan penggunaan masif media baru (new media) sebagai alat komunikasi politik dan penyampaian media pendidikan politik dari para pemilih pemula. Dalam konteks ini, maka pentingnya pendidikan politik adalah untuk memberikan perhatian secara khusus terhadap pemilih pemula.

Tujuannya tidak lain adalah agar kalangan pemilih pemula ini dapat memahami peran serta mereka dalam menjaga kesehatan demokrasi di tengah-tengah simpang-siurnya laju arus informasi. Baik itu dalam proses pengawasan, pelaksanaan maupun menyuarakan aspirasi mereka sesuai dengan kondisi (latar belakang) mereka masing-masing. 

Oleh karena itu, pendidikan politik bagi masyarakat (terkhusus bagi pemilih pemula) bukan hanya sekedar tentang bagaimana memberikan informasi mendasar. Tapi juga melibatkan "pembelajaran interaktif" yang membangun pemahaman mendalam tentang nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan mekanisme serta proses politik. Terutama dalam memberikan aspirasinya di Pemilu dan turut serta mengawasi setiap pelaksanaannya jika terjadi kecurangan.   

Dengan demikian, pemilih pemula dapat lebih percaya diri, cerdas dan bertanggung jawab saat menggunakan hak pilihnya. Di sisi lain dapat menjadikan mereka sebagai bagian integral dari proses demokratisasi negara. Ditambah mereka memiliki kesadaran untuk bersuara dan terlibat aktif dalam menentukan bagaimana arah pembangunan negara di masa mendatang (setidaknya untuk masa lima tahun mendatang).  

Melanjutkan bahasan tentang pendidikan politik, maka pendidikan politik harus melibatkan sejumlah bentuk strategi yang ditujukan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat mengenai aspek-aspek nalar kritis, etis dan rasional dalam setiap episode kehidupan politik. Beberapa bentuk pendidikan politik yang umum dijumpai adalah melibatkan partisipasi aktif dari berbagai lembaga dan entitas.

Apalagi di era serba digital seperti sekarang, pemanfaatan media sosial dan platform digital dapat menjadi sarana efektif untuk menyebarkan informasi dan materi pendidikan politik. KPU dan Kementerian terkait dapat menciptakan konten yang menarik, mudah dipahami dan dapat diakses secara luas. Hal ini mungkin, dalam rangka meningkatkan aksesibilitas materi-materi pendidikan politik yang edukatif. Terutama di kalangan pemilih pemula yang lebih aktif dalam menggunakan media sosial atau digital ini.

Tapi juga perlu diwaspadai, adanya resiko penggunaan media sosial (digital) ini adalah munculnya beragam jenis hoaks. Hoaks di sini dipahami sebagai informasi-informasi yang tidak berdasarkan pada data dan fakta yang objektif, akurat dan terpercaya. Maka, harus ada upaya untuk menanggulangi masalah hoaks dan disinformasi ini. Apalagi hoaks-hoaks seputar politik dan pemilu yang terkadang panasnya melebihi berita-berita yang lain.  

Oleh karenanya, salah satu peran pendidikan politik adalah kampanye anti hoaks yang dilakukan oleh pemerintah; pemilik media massa itu sendiri; lembaga pendidikan dan bahkan tokoh-tokoh partisan politis (politisi) agar dapat berperan menyampaikan informasi yang jujur dan terpercaya.

Pemberitaan yang faktual dan kampanye tentang bahaya hoaks dapat membantu membangun literasi informasi yang kuat di kalangan pemilih pemula. Peran ini tidak hanya berfungsi pada saat pemilu berlangsung tetapi juga setelah pemilu, agar tidak terjadi perpecahan dan meminimalisir disintegrasi. Tujuan Pemilu adalah demi kepentingan bangsa dan keutuhan persatuan, maka pendidikan politik ini juga harus berfungsi untuk menjaga kedamaian bangsa.

Melalui upaya-upaya ini, diharapkan pendidikan politik dapat menjadi lebih efektif dan merata, mempersiapkan masyarakat dengan pengetahuan yang mendalam, sikap nalar kritis dan kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses politik. Sinergi antara lembaga pemerintah, pendidikan dan media akan membentuk fondasi kuat untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan dan bermoral dalam konteks demokrasi. Melalui pendidikan politik ini, maka demokrasi akan menemukan kontestasi etikanya yang sangat dijunjung tinggi.

Pendidikan politik ini memiliki peran penting dalam membekali masyarakat dan pemilih pemula agar mereka dapat memahami sistem politik dan demokrasi secara mendalam. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilu sebagai wadah aspirasi mereka. Di tambah mereka dapat ikut serta menjaga marwah demokrasi setelah pemilu dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun