Mohon tunggu...
Dartim Ibnu Rushd
Dartim Ibnu Rushd Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sedang belajar menjadi seorang Penulis yang sungguh-sungguh.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Panggung Sandiwara

9 Februari 2024   13:54 Diperbarui: 9 Februari 2024   14:00 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perintah apa yang harus kita kerjakan dan larangan apa yang harus kita tinggalkan. Semua ada pada keduanya. Tapi untuk dapat mengetahui perintah dan larangan itu secara tepat membutuhkan peran akal agar mampu menyatakan kebenaran yang sebenarnya (sejati). 

Sedangkan akal harus senantiasa mendapatkan asupan berupa ilmu, pengetahuan, wawasan, penalaran, kritikan, saran dan ditambah lagi rasa penasaran yang tinggi untuk mengetahui kebenaran yang sebenar-benarnya. 

Akal bisa mempertimbangkan kebudayaan yang baik dan termasuk mengetahui bagaimana memajukannya. Menilai baik dan buruk dari pertimbangan akal (rasionalitas). Menakar benar dan salah juga dari akal. Akal adalah landasan manusia berkebudayaan dan berkemajuan.  

Dengan demikian, dalam menjalankan dinamika dan lika-liku kehidupan di dunia ini, manusia harus berjalan dengan baik mengikuti aturan yang benar. Karena aturan itu juga untuk kebaikan bagi manusia itu sendiri. Aturan apabila ditegakan secara bersama-sama oleh seluruh makhluk yang namanya manusia maka manusia itu menjadi manusia yang berkeadaban (humanity and morality).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun