Mohon tunggu...
Darsono
Darsono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 6 Surakarta

Guru SMK Negeri 6 Surakarta sejak Th. 1998 bidang mengajar Multimedia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal 14 - Pembelajaran Coaching

18 Mei 2022   12:50 Diperbarui: 20 Mei 2022   10:41 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JURNAL MINGGU KE -- 14

COACHING

OLEH : Darsono -- SMK Negeri 6 Surakarta

Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)

Memasuki Minggu ke 14 saya mendapati materi COACHING yakni materi pendampingan dan pemecahan masalah siswa yang berbeda dengan mentoring dan conseling. Pada kali ini saya akan mengemas ke dalam model 4 F (Facts, Feelings, Findings, Future).

Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini

Saat ini (Minggu ke 3-4) sekolah sedang mengadakan PTS (Penilaian Tengah Semester) , Saya membuat soal pilihan ganda untuk soal gabungan teori kejuruan sebanyak 50 soal masing-masing 20 soal. Soal dikumpulkan ke Ketua Program untuk digabungkan menjadi satu soal bersama. Kali ini ujiannya menggunakan E-learning Viska (PJJ) baik kelas X, XI, dan XII soal dikerjakan secara mandiri di rumah karena situasi belum memungkinkan.

Saya tetep menyelesaikan tugas LMS yakni membuat Video Pembelajaran Sosial Emosional dan Berdiferensiasi dengan siswa kelas XII MM 1 pada tanggal 17 Maret 2022. Dapat dilihat pada lama Youtube : https://youtu.be/jwGAgXoRARo.

Memasuki Modul 2.3 kita belajar mengenai Coaching yakni mendampingi siswa menemukan pemecahan masalah siswa, saya mempelajari explorasi konsep coaching hingga melakukan simulasi coaching, tercatat ada 3 kasus contoh simulasi yang dipraktekkan oleh CGP melalui Gmeet. Tim terbagi menjadi 4 kelompok besar yakni TK/SD/SMP, dan SMA (1) dan SMA (2) serta SMK. Kasus yang disimulasikan berkaitan dengan masalah siswa dan guru.

 

Apa itu Tirta Coaching?

TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang dikenal sangat luas dan telah diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will.

Berikut ini penjelasan mengenai tahapan -- tahapan GROW :

Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini,

Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,

Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.

Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktik coaching di komunitas sekolah dengan mudah.

TIRTA kepanjangan dari

T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab

Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.

Seorang guru penggerak diharapkan mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat potensi murid Anda. Bagaimana cara seorang guru menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.

Dokpri
Dokpri

Feelings (Perasaan):

Sejujurnya materi Coaching ini sebenarnya materi yang harus disampaikan dan dipraktekkan dalam SK/KD pada perkuliahan S1 Pendidikan, sehingga para calon guru paham betul bagaimana menangani siswa membantu siswa dan orang tua keluar dari masalah. 

Bukan hanya keterampilan mengajar dan mengejar skill saja.  Kedua, secara jujur harus diakui mood membantu siswa keluar dari masalah-masalah belajar guru sekarang masih sangat kurang, belum berpihak pada murid, belum berpihak pada penyelesaikan kasus tetapi lebih kepada ketuntasan materi.

Bahwa masalah siswa yang cukup kompleks terkadang hanya diserahkan kepada guru BK, bisa jadi keterbatasan waktu, gerak langkah dan sebaran siswanya, peran guru Penggerak di sini lah diperlukan dalam membantu siswanya keluar dari masalah. Penanganan kasus dengan coaching bukan mentoring atau conseling adalah solusi terbaik menemukenali jati diri siswa untuk bertahan hidup, menyelesaikan masalah.

Findings (Pembelajaran):

Hal yang saya temukan adalah coaching itu model penanganan siswa dengan pendekatan mencari solusi dengan menggali kemampuan diri untuk menyelesaikan sendiri masalahnya, Coaching berbeda dengan mentoring dan conseling.

  Conseling lebih kepada penanganan masalah dimana solusinya diberikan dari konsultant (guru), mentoring adalah tutorial guru kepada mentee (peserta) dimana menyelesaikan dengan langkah-langkah detail dari guru.

Sedangkan coaching adalah menyelesaikan masalah dengan menyediakan bantuan siswa memberi kesempatan siswa menggali sendiri potensinya untuk menyelesaikan masalah. 

Inilah yang sedang dikembangkan, bagaimana siswa bisa menyelesaikan urusannya sendiri tanpa harus dibukakan solusi guru.

TIRTA Coaching dalam Guru Penggerak

Dalam program Guru Penggerak terdapat konsep TIRTA Coaching, berikut pembelajaran yang berkaitan dengan TIRTA Coaching dalam program Guru Penggerak.

1. Tujuan Umum 

Biasanya ini ada dalam pikiran coach dan beberapa dapat ditanyakan kepada coachee. Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:

Apa rencana pertemuan ini?

Apa tujuannya?

Apakah tujuan dari pertemuan ini?

Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?

Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.

 2. Identifikasi
Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:

Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?

Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?

Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan?

Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?

Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?

Apa solusinya?

 

Future (Penerapan):

Berharap pembelajaran ke depan menggunakan pendekatan sosial emosional dan berdiferensiasi serta menggunakan model coaching, karena setiap siswa mengalami masalah yang berbeda-beda dan membutuhkan penanganan khusus. Saya akan kolaborasi dengan guru BK untuk membantu siswa terkhusus yang punya masalah-masalah belajar. 

Saya mencoba menelusuri dengan kesepakatan, pemetaan kelas sesuai dengan minat, bakat, niat, profil hinga kebutuhan siswa, kesiapan siswa dan membiasakan budaya positif budaya rutin dan terintegrasi dengan kegiatan belajar serta melakukan kegiatan baru berbasis protokol budaya positif.

3. Rencana Aksi

Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?

Adakah prioritas?

Apa strategi untuk itu?

Bagaimana jangka waktunya?

Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?

Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?

 

4) Tanggung Jawab

Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?

Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?

Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?

 

Daftar Pustaka :

https://sebuahtutorial.com/model-tirta-coaching-dalam-guru-penggerak/

https://www.imrantululi.net/berita/detail/23a43-eksplorasi-konsep--tirta-sebagai-model-coaching

https://darsono-solo.blogspot.com/2022/04/jurnal-minggu-ke-14-coaching.html

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun