Seorang guru penggerak diharapkan mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat potensi murid Anda. Bagaimana cara seorang guru menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.
Feelings (Perasaan):
Sejujurnya materi Coaching ini sebenarnya materi yang harus disampaikan dan dipraktekkan dalam SK/KD pada perkuliahan S1 Pendidikan, sehingga para calon guru paham betul bagaimana menangani siswa membantu siswa dan orang tua keluar dari masalah.Â
Bukan hanya keterampilan mengajar dan mengejar skill saja. Â Kedua, secara jujur harus diakui mood membantu siswa keluar dari masalah-masalah belajar guru sekarang masih sangat kurang, belum berpihak pada murid, belum berpihak pada penyelesaikan kasus tetapi lebih kepada ketuntasan materi.
Bahwa masalah siswa yang cukup kompleks terkadang hanya diserahkan kepada guru BK, bisa jadi keterbatasan waktu, gerak langkah dan sebaran siswanya, peran guru Penggerak di sini lah diperlukan dalam membantu siswanya keluar dari masalah. Penanganan kasus dengan coaching bukan mentoring atau conseling adalah solusi terbaik menemukenali jati diri siswa untuk bertahan hidup, menyelesaikan masalah.
Findings (Pembelajaran):
Hal yang saya temukan adalah coaching itu model penanganan siswa dengan pendekatan mencari solusi dengan menggali kemampuan diri untuk menyelesaikan sendiri masalahnya, Coaching berbeda dengan mentoring dan conseling.
 Conseling lebih kepada penanganan masalah dimana solusinya diberikan dari konsultant (guru), mentoring adalah tutorial guru kepada mentee (peserta) dimana menyelesaikan dengan langkah-langkah detail dari guru.
Sedangkan coaching adalah menyelesaikan masalah dengan menyediakan bantuan siswa memberi kesempatan siswa menggali sendiri potensinya untuk menyelesaikan masalah.Â
Inilah yang sedang dikembangkan, bagaimana siswa bisa menyelesaikan urusannya sendiri tanpa harus dibukakan solusi guru.