Mohon tunggu...
Darno Latif
Darno Latif Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca itu bukan hobi tapi kebutuhan pokok

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jodoh

26 November 2022   12:40 Diperbarui: 26 November 2022   13:21 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JODOH

                                              

 "Masa sih ! si Budi jelek hitam, dan keriting itu nikah sama Yunita. Ah, tidak mungkinlah bro," kata Andi kepada Janarka. "Beneren bro, saya lihat sendiri kemarin gandengan tangan", kamu jangan rasis kayak gitu!,"sahut Janarka. Mereka berdua berdebat soal pernikahan Budi dan Yunita. Pasalnya Yunita adalah gadis kembang desa dan menjadi incaran para pemuda di kampung dan kampung tetangga. 

Tampaknya Andi pernah menyukai Yunita tapi cintanya tak kesampaian. Hasad dalam hatinya muncul, kenapa bukan dia yang menikah dengan Yunita. Perdebatan mereka sampai hari menjelang Magrib. Seakan gelapnya malam menambah gelapnya hati Andi karena kepo dengan urusan Budi dan Yunita.

Sementara itu, di pematang sawah, tampak dua orang saling bergandegan tangan dari kejauhan. Siapa lagi kalau bukan Budi dan Yunita. Merekq berdua seperti burung love bird yang sedang bercumbu. Meskipun Budi sudah dewasa, ia tak pernah mengenal gadis, apalagi pacaran. Yunita adalah cinta pertamanya dan sekaligus istrinya. Inilah juga yang diinginkan Ayah Yunita bahwa pacaran setelah menikah itu sangat nikmat. Kepulan asap dan kicauan burung di pagi hari menambah indahnya suasana sawah di perkampungan.

Ayah Yunita sudah tua, ia selalu memberikan wejangan kepada anak perempuan satu-satunya. Ia sangat menyayangi Yunita. Dan Yunita baru saja lulus dari Fakultas Kedokteran. Pacaran setelah menikah ibaratnya orang yang sangat lapar lalu ia diberikan makanan tentu itu adalah makanan yang sangat nikmat. Berbeda dengan orang yang sudah kenyang, bila disuguhi makanan, bisa jadi, lama-lama makanan itu akan terasa hambar.

Memang Budi memiliki fisik yang kurang tampan tapi akhlak dan budi pekertinya membuat seorang Yunita yang dulunya ingin dilamar anak konglomerat di kampung tetangga ditolaknya mentah-mentah. Alasannya karena anak konglomerat itu ingin pacaran duluan sebelum masuk ke jenjang pernikahan. 

Tentu saja, Yunita dan orangtuanya menolak hal itu. Itu tidak sesuai dengan tradisi keluarganya. Orang-orang kampung juga tahu kalau orang tua Yunita merupakan keturunan terhormat. Selain itu, Ayah Yunita terhitung tokoh agama yang begitu gigih mendakwahkan islam. Orang-orang kampung mengenalnya sebagai Da'i yang sangat berwibawa.

Waktu semakin berlalu, kiranya Andi mau menerima takdir yang Allah subhana wata'ala berikan untuknya. Ia tidak mau menerima hal itu. Api hasad semakin lama membakar hatinya. Apalagi orang-orang kampung telah mengetahui bahwa lamarannya dulu ditolak orang tua Yunita. Ia semakin bertambah geram. Setan pun mulai membisikkannya dengan godaan-godaan. Ia mulai terbakar api cemburu yang dalam. Sampai-sampai setiap malam ia tidak bisa tidur nyenyak gara-gara memikirkan Yunita dan Budi. Kadang-kadang ia menceracau sambil menyebut nama Budi.

Andi mulai mengatur rencana, diundangnya kawan-kawan nakalnya dari kampung sebelah. Meski Janarka berteman dengan Andi, Janarka tidak ikut-ikutan. Ia selalu menasehati kawannya itu tentang riski, mati dan jodoh tapi Andi tidak mau menggubris nasehat Janarka. Mengingat kejadian lamarannya, Andi pun naik pitam bertambah emosinya. Dadanya sesak tidak teratur. Pasalnya, ia sangat mencintai Yunita. Begitulah keadaan pemuda zaman sekarang, sulit dinasehati. 

Ia mulai menghasut orang-orang kampung kalau Budi pernah terlibat kasus Narkoba dan penyebar aliran sesat. Semakin lama orang-orang kampung semakin percaya karena Budi setiap kali ada hajatan baik itu kematian dan pernikahan tidak kelihatan. Bila ada orang meninggal di kampung itu, ia hanya datang memberikan uang atau beras kepada keluarga duka selebihnya ia pulang ke rumah. Begitu juga dengan acara pernikahan. Meski tidak kelihatan, ia selalu memberi bantuan kepada orang-orang yang berduka tersebut. Begitu pula dengan pemuda miskin yang ingin menikah, Budi selalu membantu mereka diam-diam. Ia tidak pernah menghadiri pernikahan orang kampung kalau ada acara joget atau musik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun