Mohon tunggu...
DARMA YUDHA
DARMA YUDHA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Makam Buyut Shidin: Jejak Kearifan Leluhur di Desa Kepuharjo

11 Januari 2025   01:57 Diperbarui: 11 Januari 2025   02:19 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam/Punden di Desa Kepuharjo, Karangploso

Warga: "Tetapi apa yang bisa kita perbuat, kita ini hanyalah orang biasa tidak mungkin kita bisa melawan orang yang memiliki kekuasaan di desa ini."

Warga lain: "Benar! Dari pada kita harus menentang dan akhirnya tewas, lebih baik kita pasrah dan menuruti si penguasa agar kita masih bisa hidup."

Shidin: "Tetapi kita tidak bisa terus seperti ini tanpa melakukan perlawanan sama sekali, kita harus berani melawan walaupun kita harus mengorbankan nyawa kita sekalipun."

Warga yang lain: "Kami tidak mau mengambil resiko"

Shidin: "Baiklah kalau begitu, jika kalian tidak ingin mengambil resiko, saya akan tetap berangkat seorang diri,  kalian hanya bisa mengeluh dan menangis, jika suatu saat hidup kalian diatur dan sengsara jangan salahkan saya."

Shidin melihat wajah ragu dan ketakutan diantara para warga desa. Meskipun warga-warga itu merasakan kedzoliman yang telah terjadi, ketakutan akan konsekuensi melawan penguasa terlalu besar. Namun, Shidin tidak gentar dan tetap memegang tekadnya, akhirnya ia mempersiap diri terlebih dahulu untuk melawan penguasa tersebut dengan menggunakan pakaian besi dan bersenjatakan pedang, lalu Shidin pun menuju kecandi dan menemui penguasa itu dengan langkah yang mantap, saat sudah tiba penguasa dan para pengikutnya yang berada disekitar candi menatap Shidin dengan penuh perasaan yang terheran-heran. Lalu Shidin pun melontarkan suaranya dan berkata.

Shidin: "Hai kau penguasa dzolim! Tidak bisa lagi aku berdiam diri melihat rakyatku menderita."

Penguasa: "Kau berani menentang keputusanku? Kekuasaanku adalah takdir yang tak bisa diganggu gugat!."

Shidin: "Takdir yang dibangun di atas penderitaan rakyat bukan takdir yang patut di hormati. Aku akan melawan untuk kebebasan mereka!."

Penguasa: "Siapa kau! Kau hanyalah pemberontak! Kekuasaanku adalah keadilan yang di tegakkan, bahkan para rakyat sekalipun tidak ada yang menentang diriku. Kau akan membayar mahal keberanianmu ini!.'

Shidin: "Lebih baik aku mati berdiri melawan kezaliman dari pada tunduk kepada ketidakadilanmu!."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun