Alhamdulillah, secara pondasi tak ada kata menyesali dan mengutuk nasib yang ada, hanya terkadang luapan emosi sesaat. Semangat akan selalu ada. Insya Allah itu juga yang selalu ada pada rekan-rekan yang masih terpisah dari keluarga karena mutasi, khususnya yang masih tertinggal di pulau paling timur Indonesia. Teriring ucapan dan doa, "Tetaplah berikan yang terbaik, jangan 'hanya menanti giliran'. Semoga selalu semangat, sehat, bahagia, dan segera mendapat mutasi ke tempat yang lebih baik, aamiin."
Ucapan Kang Mus Preman Pensiun kepada para anak buahnya, "Dulu-dulu kita banyak salah, kita mungkin gak berkah. Sekarang pikiran kita sudah berubah. Kerja kita harus jadi ibadah. Bismillah."
"Ya udah Sayang, Mamah mau sholat Isya dulu. Papah di sana sehat-sehat ya dan tetap semangat. Sampai jumpa minggu depan, insya Allah kita luapkan rindu. Mamah sayang Papah," istri pamit mengakhiri percakapan telepon.
"Ok Sayang, terima kasih ya. Mamah dan anak-anak sehat-sehat juga ya di sana. Papah sayang Mamah, sayang Kakak, sayang Idam."
"Kakak sayang Papah, Idam sayang Papah, Papah semangat terus," anak-anak di sana bersamaan.
"Assalamu 'alaikum," istri dan anak-anak.
Dibalas, "Wa 'alaikumussalam."
"Mmmuaaah," kami berempat bersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H