Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Multimedia dan Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biarkan tinta-tinta malaikat mencatat semua kata yang ku punya untuk dunia

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Covid-19 dan e-Money

28 Maret 2020   21:39 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:11 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fedo-gmbh.de/

Umumnya, inflasi dapat terjadi karena empat faktor. Keempat faktor tersebut adalah tingginya permintaan, bertambahnya uang yang beredar, kenaikan biaya produksi, serta adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. 

Walaupun e-money tidak menyebabkan inflasi secara langsung tapi bisa mengganggu uang yang beredar di masyarakat. Apalagi sedikit lagi, kita akan menjelang bulan suci Ramadhan, permintaan barang semakin meningkat dan inflasi akan meningkat.

Jadi maraknya e-money tetap bisa mempengaruhi terjadinya inflasi. Terutama apabila nilai e-money tidak sama dengan uang tunai. Itulah mengapa, Bank Indonesia terus mengatur agar nilai e-money tak lebih kecil atau lebih besar dari uang tunai. Penambahan atau penyusutan nilai pada barang akan memicu inflasi.

Tingginya tingkat inflasi, menyebabkan harga barang domestik  relatif lebih mahal dibanding harga barang impor. Masyarakat akan terdorong untuk membeli barang impor yang relatif murah. 

Harga uang yang lebih mahal menyebabkan turunnya daya saing barang domestik  di pasar internasional. Kurang bersaingnya barang jasa domestik menyebabkan rendahnya permintaan terhadap produk dalam negeri. Dunia produksi lesu, pengangguran semakin meningkat. Kemiskinan pun tak terhindarkan.

2.  Masyarakat menjadi konsumtif dan boros

Bagi pengguna e-money, adanya kemudahan transaksi membuat kecenderungan bersikap boros muncul. Jika dulu saat uang habis orang harus pergi ke atm dan mengambil uang cash, maka sekarang banyak toko yang melayani pembayaran dengan e-money. Maka, diperlukan sikap bijak dalam penggunaan e-money sebagai alat transaksi.

Meskipun sekilas sama saja dengan uang tunai, faktanya e-money cenderung membuat orang mudah melakukan transaksi. Tanpa perlu membawa uang banyak atau takut kehabisan uang tunai, kini orang bisa berbelanja dengan hanya melalui e-money. Ini tentu meningkatkan kecepatan perputaran uang

Jika dulu untuk belanja lewat marketplace orang harus melakukan transfer di atm, sekarang Anda bisa melakukannya dimanapun, lewat e-money. Apalagi banyak e-money yang menerapkan bebas biaya administrasi untuk transfer ke rekening bank. Jadi, penjual dan pembeli barang via online akan semakin mudah dalam melakukan transaksi, meski hanya senilai Rp10.000,00 saja.

Kecenderungan perilaku konsumtif dan boros inilah yang  diingatkan Allah swt karena hidup boros itu adalah bagian dari perbuatan setan.

Allah Ta'ala telah berfirman yang artinya, "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan." (QS. Al Isra': 26-27)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun