Mohon tunggu...
Danu Yoga Pradita
Danu Yoga Pradita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKUKTAS ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan

14 Juni 2022   21:40 Diperbarui: 14 Juni 2022   21:59 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Artikel

Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia

yang dibina oleh Bapak Agung Setyawanto, S.Pd., M.Pd.

Oleh

AGUNG SETYAWANTO

15021180610

 

 

 

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Juni 2022

ABSTRAK

 

Pendidikan kepribadian merupakan gerakan nasional yang menghasilkan sekolah yang membina generasi muda yang beretika, bertanggung jawab, serta hirau dengan mencontoh serta mengarahkan kepribadian yang baik lewat penekanan pada nilai- nilai umum yang kita miliki bersama. Riset ini bertujuan buat mengenali kedudukan teknologi dalam Pendidikan kepribadian siswa. Kedudukan teknologi secara universal bertujuan supaya siswa menguasai fitur teknologi tetapi tidak terlepas dari Pendidikan kepribadian siswa. Hasil riset ini menciptakan kalau Pendidikan kepribadian sangat berarti dalam rangka pengembangan sumber energi manusia yang bermutu, bermartabat, serta berkarakter, sehingga butuh betul- betul dilindungi supaya pemanfaatan teknologi tidak mengusik pembuatan kepribadian partisipan didik.

 

  1. PENDAHULUAN

  

Kata bahasa Inggris kepribadian berasal dari bahasa Yunani, yang awal mulanya mengacu pada ciri yang ditempelkan pada koin. Setelah itu serta secara lebih universal, kepribadian berarti ciri spesial yang membedakan satu perihal dari yang lain, serta setelah itu paling utama berarti kumpulan mutu yang membedakan satu orang dari yang lain.

Mengenali yang baik tercantum menguasai yang baik serta yang jahat. Ini berarti meningkatkan keahlian buat meringkas sesuatu suasana, terencana, memilah perihal yang benar buat dicoba serta setelah itu melaksanakannya. Menyayangi yang baik berarti meningkatkan bermacam perasaan moral serta emosi, tercantum cinta buat kebaikan serta penghinaan buat kejahatan, dan keahlian buat berempati dengan orang lain. Berbuat baik berarti kalau sehabis memikirkan seluruh kondisi serta kenyataan yang relevan, kita mempunyai kemauan buat berperan.

Ilmu pengetahuan serta teknologi terus tumbuh serta pengaruhnya meluas ke bermacam bidang kehidupan, tercantum Pendidikan. Sehingga kedudukan Pendidikan sangat berarti buat meningkatkan akibat positif serta membetulkan akibat negatifnya. State Technology merupakan seni menggunakan pengetahuan ilmiah. Teknologi merupakan metode melaksanakan suatu buat penuhi kebutuhan manusia dengan dorongan perlengkapan serta ide sehingga bisa memperpanjang, menguatkan, ataupun membuat lebih bertenaga anggota badan, panca indera, serta otak manusia.

Mengacu pada tujuan Pendidikan nasional, tujuan Pendidikan kita tidak cuma menekankan pada pengembangan aspek intelektual partisipan didik, namun pula pada aspek emosional serta spiritual ataupun kepribadian partisipan didik. Pemanfaatan teknologi dalam dunia Pendidikan membolehkan guru, sekolah serta orang tua memahami kepribadian siswa secara lebih mendalam. Teknologi pula bisa menolong kedudukannya dalam sediakan modul pendidikan yang lebih gampang diserap serta dimengerti oleh siswa.

 

  1. METODE

Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini merupakan expost facto. Dengan memakai pendekatan ex post facto, penulis berharap tujuan dari riset ini bisa membentuk keadaan kontrol eksperimental buat menghasilkan suasana di mana dampak variabel tunggal bisa dipelajari. Pemakaian tata cara riset dengan pendekatan ex post facto kerap menarangkan ataupun menggambarkan ikatan karena akibat antara sesuatu peristiwa serta realitas. Analisis serta informasi dalam penyusunan postingan ini bersumber dari buku- buku, harian nasional serta internasional, dokumen lain, serta pengamatan yang dicoba oleh penulis, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

  1. HASIL PENELITIAN

 

  1. Definisi Pendidikan Karakter

Kepribadian wajib mencakup, namun tidak terbatas pada, keberanian, evaluasi yang baik, integritas, kesopanan, kebaikan, intensitas, tanggung jawab, toleransi, disiplin diri, menghormati personil sekolah, tanggung jawab buat keamanan sekolah, pelayanan kepada orang lain serta kewarganegaraan yang baik." Kepribadian" seorang mengacu pada disposisi serta Kerutinan yang memastikan metode seorang merespons kemauan, ketakutan, tantangan, kesempatan, kegagalan, serta kesuksesan secara wajar. Kami menggambarkan kepribadian seorang dengan mengacu pada evaluasi moral tentang kelayakan seorang. Jadi, mempunyai kepribadian yang kokoh, agung, ataupun terhormat merupakan jadi orang yang berjasa, layak dikagumi serta dihormati.

Thomas Lickona menggambarkan Pendidikan kepribadian selaku" upaya yang disengaja buat meningkatkan kebajikan." Kata kuncinya merupakan disengaja. Kita tidak boleh berasumsi kalau kanak- kanak, yang dibiarkan sendiri, hendak berkembang serta jadi berusia muda yang berkarakter baik. Jelas, kanak- kanak memerlukan orang berusia buat mengajar mereka lewat teladan serta nasihat.

  1. Perkembangan Teknologi dalam Pendidikan 

Pertumbuhan teknologi sudah membagikan pengaruh terhadap dunia Pendidikan spesialnya dalam proses pendidikan.

Dengan teknologi, guru bisa membagikan pelayanan tanpa wajib berhadapan langsung dengan siswa. Siswa bisa mendapatkan data dalam lingkup yang luas dari bermacam sumber lewat dunia maya dengan memakai pc ataupun internet.

Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat dalam dunia Pendidikan, dikala ini yang sangat canggih merupakan proses pengajaran yang dicoba dengan memakai internet. Sebutan lain yang terus menjadi gempar dikala ini merupakan e- learning, ialah model pendidikan dengan memakai media komunikasi serta teknologi data spesialnya internet. Kedatangan internet ialah wahana terbaik buat mempermudah siswa mendapatkan akses informasi serta data tanpa batasan tentang modul yang diajarkan di sekolah.

  1. Dampak Teknologi dalam Pendidikan 

Teknologi pendidikan terus hadapi pertumbuhan bersamaan dengan pertumbuhan era. Dalam penerapan pendidikan tiap hari kerap ditemukan pemanfaatan pertumbuhan teknologi dalam dunia Pendidikan, semacam yang kerap dicoba oleh guru ataupun dosen ialah mencampurkan fitur teknologi dalam proses pendidikan. Internet merupakan salah satu perlengkapan komunikasi murah yang membolehkan interaksi antara 2 orang ataupun lebih. Keahlian serta ciri internet membolehkan proses pendidikan jarak jauh( Elearning) jadi lebih efisien serta efektif sehingga bisa diperoleh hasil yang optimal.

Akibat positif teknologi data dalam dunia Pendidikan merupakan data yang diperlukan hendak lebih kilat serta gampang diakses buat kepentingan Pendidikan, inovasi pendidikan terus menjadi tumbuh dengan inovasi e- learning yang terus menjadi memudahkan proses Pendidikan, kemajuan data serta teknologi komunikasi pula hendak membolehkan berkembangnya kelas virtual ataupun kelas berbasis teleconference yang tidak mewajibkan pendidik serta partisipan didik terletak dalam satu ruangan, sistem administrasi dalam sesuatu lembaga Pendidikan hendak lebih gampang serta mudah sebab pelaksanaan telekomunikasi data serta komunikasi sistem.

Sebagian akibat negatif pemakaian teknologi data dalam Pendidikan bisa dilihat, antara lain :

Siswa jadi pecandu dari keberadaan dunia maya yang kelewatan

Perihal ini bisa terjalin kala siswa tidak mempunyai perilaku skeptis serta kritis terhadap suatu yang baru. Terlebih dalam konteks dunia maya( internet) mereka secara tidak langsung sudah merambah dunia over gratis, sehingga sangat berarti kedua perilaku di atas jadi benteng ataupun filter dari seluruh sumber data yang terdapat.

Aksi criminal

Dalam dunia Pendidikan perihal ini bisa terjalin, misalnya pencurian dokumen ataupun peninggalan berarti tentang sesuatu tatanan Pendidikan yang sesungguhnya disembunyikan( dokumen tentang tes akhir ataupun tes negeri) dengan media internet.

Membagikan perilaku apatis pada tiap orang, baik untuk siswa ataupun guru

Perihal ini bisa dilihat misalnya dalam sistem pendidikan. Dimana sistem pendidikan tidak silih berjumpa antara siswa serta guru hingga bisa terjalin siswa kurang aktif dalam sistem pendidikan serta hasilnya tidak optimal.

  1. Pentingnya Pendidikan Karakter Siswa 

Pendidikan ialah proses pendidikan untuk siswa buat bisa menguasai, menguasai, serta menjadikan manusia lebih kritis dalam berpikir. Pendidikan dicoba baik dari segi modul pelajaran di sekolah ataupun perilaku yang wajib dicoba oleh seseorang guru kepada siswa supaya siswa bisa meniru hal- hal baik yang dicoba oleh guru. Salah satunya memakai strategi. Wujud strategi spesial di tingkatan sekolah, diharapkan tujuan pendidikan, dengan menuju pada pembuatan kepribadian bisa tercapai, ialah membentuk bangsa yang berakhlak mulia, berakhlak mulia, bertoleransi, gotong royong, tumbuh dinamis serta berorientasi.

Teknologi sangat mempengaruhi dalam aspek kehidupan manusia serta berfungsi dalam kehidupan warga luas, paling utama kedudukan teknologi dalam bidang Pendidikan. Dalam dunia Pendidikan sendiri, teknologi saat ini mempunyai kedudukan tertentu dalam proses belajar mengajar. Kedudukan guru sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan kepribadian siswa, tiap sikap senantiasa ditiru oleh siswa paling utama siswa sekolah bawah yang lebih gampang meniru apa yang dicoba guru semacam berpakaian, berdialog, serta lain sebagainya. Jadi seseorang guru memegang peranan berarti dalam meningkatkan kepribadian siswa sebab guru wajib sanggup mencontohkan hal- hal yang baik untuk siswanya.

Lickona (1991) melaporkan terdapat 11 prinsip supaya Pendidikan kepribadian efisien:

Meningkatkan nilai- nilai etika inti serta nilai- nilai kinerja pendukung selaku landasan.

Mendefinisikan" kepribadian" komprehensif yang mencakup benak, perasaan, serta sikap.

Memakai pendekatan yang komprehensif, disengaja serta proaktif.

Menghasilkan komunitas sekolah yang hirau.

Membagikan peluang kepada siswa buat melaksanakan aksi moral.

Membuat kurikulum akademik yang bermakna serta menantang yang menghormati seluruh siswa, meningkatkan kepribadian, serta menolong siswa sukses.

Berupaya mendesak motivasi diri siswa.

Mengaitkan staf sekolah selaku komunitas pendidikan serta moral.

Meningkatkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral.

Mengaitkan keluarga serta anggota warga selaku mitra, dan

Penilaian kepribadian sekolah, guna staf mewujudkan kepribadian yang baik mencerminkan rasa mau ketahui serta rasa mau ketahui tentang seluruh suatu yang dilihat, didengar serta dipelajari, secara lebih mendalam.

Dalam makna lain, kepribadian pula bisa dilihat pada nasionalisme. Nasionalisme merupakan perilaku serta aksi yang mendahulukan kepentingan bangsa serta negeri di atas kepentingan individu ataupun orang serta kalangan tercantum cinta tanah air, perilaku serta sikap yang mencerminkan rasa bangga, setia, hirau serta hormat yang besar terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik, serta sebagainya, sehingga tidak gampang menerima tawaran dari bangsa lain yang bisa merugikan bangsa itu sendiri. Bersumber pada definisi lebih dahulu, kalangan nasionalis cuma menghalangi ikatan antara negeri serta warganya selaku gambaran kepribadian bangsa.

  1. Peran Teknologi dalam Pendidikan Karakter Siswa

Pemanfaatan teknologi dalam Pendidikan butuh dirancang, direncanakan, dilaksanakan, serta dinilai dalam konteks pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana dijabarkan di atas. Buat melindungi supaya pemanfaatan teknologi terus membagikan donasi yang signifikan terhadap:

Pengembangan partisipan didik jadi manusia yang berwatak intelektual serta kecerdasan intelektual, dan

Memberdayakan pendidik serta tenaga kependidikan terpaut, prinsip- prinsip berikut wajib diterapkan:

Pemanfaatan teknologi dalam Pendidikan wajib memikirkan ciri partisipan didik, pendidik, serta tenaga kependidikan dalam pengambilan keputusan Teknologi secara totalitas.

Pemanfaatan teknologi wajib dirancang buat menguatkan atensi serta motivasi pengguna buat memakainya sekedar buat tingkatkan diri, baik dari segi intelektual, spiritual( spiritual), sosial, ataupun raga.

Pemanfaatan teknologi hendaknya meningkatkan pemahaman serta kepercayaan hendak berartinya aktivitas berhubungan langsung dengan manusia( tatap muka), dengan area sosial budaya( pertemuan, museum, tempat memiliki), serta area alam( eksplorasi) supaya sanggup memelihara nilai- nilai sosial serta humaniora( seni serta budaya), dan cinta alam selaku anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Pemanfaatan teknologi wajib membenarkan kalau kelompok sasaran senantiasa bisa mengapresiasi teknologi komunikasi simpel serta aktivitas pendidikan tanpa teknologi sebab tuntutan kemampuan kompetensi terpaut dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa secara menyeluruh.

Pemanfaatan teknologi sepatutnya mendesak pengguna buat lebih kreatif serta inovatif sehingga tidak cuma puas jadi konsumen data berbasis teknologi. Berikutnya supaya pelaksanaan Pendidikan kepribadian lewat teknologi bisa berjalan efisien dalam menggapai tujuannya, guru wajib sanggup membagikan modul secara interaktif, serta sanggup membuat siswanya kreatif. Proses pendidikan pula wajib mengasyikkan serta bermakna.

Uraian kepribadian belajar siswa sangat berarti buat membenarkan modul pelajaran bisa lebih gampang diserap serta dimengerti. Seluruh dapat dimudahkan dengan dorongan teknologi. Teknologi mempermudah guru serta staf pengajar yang lain buat mengantarkan modul dengan sebagian tata cara penyampaian.

  1. Perlunya Pendidikan Karakter

Pengajaran kepribadian yang baik yang disengaja sangat berarti dalam warga dikala ini sebab kalangan muda kita mengalami banyak kesempatan serta bahaya yang tidak dikenal oleh generasi lebih dahulu. Mereka dibombardir dengan lebih banyak pengaruh negatif lewat media serta sumber eksternal yang lain yang umum dalam budaya dikala ini. Oleh sebab itu, sangat berarti buat menghasilkan sekolah yang secara simultan mendesak pengembangan kepribadian serta mendesak pendidikan. Terus menjadi banyak orang muda yang berkembang tanpa uraian ataupun komitmen yang kokoh terhadap nilai- nilai etika inti yang dibutuhkan buat menginformasikan serta berikan tenaga pada hati nurani. Dampaknya, mereka kekurangan mekanisme internal buat menolong mereka mengenali yang benar serta yang salah serta buat membangkitkan kekuatan keinginan buat melaksanakan pengendalian diri serta secara tidak berubah- ubah melaksanakan apa yang benar.

  1. Manfaat Pendidikan Karakter

Pendidikan kepribadian mencakup bermacam konsep semacam budaya sekolah yang positif, Pendidikan moral, komunitas yang adil, komunitas sekolah yang hirau, pendidikan sosial- emosional, pengembangan pemuda yang positif, Pendidikan kewarganegaraan, serta pendidikan dedikasi. Seluruh pendekatan ini mempromosikan pertumbuhan intelektual, sosial, emosional, serta etika kalangan muda serta berbagi komitmen buat menolong kalangan muda jadi masyarakat negeri yang bertanggung jawab, hirau, serta berkontribusi. Mendidik benak serta mempromosikan nilai- nilai etika yang menuju pada kesuksesan baik untuk orang ataupun warga.

  1. Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Pendidikan kepribadian bisa diawali pada tiap jenjang kelas. Berarti buat menetapkan fondasi yang kokoh sepanjang kelas- kelas dini serta buat menguatkan serta membangun di atas fondasi itu sepanjang kelas- kelas berikutnya. Supaya efisien, Pendidikan kepribadian wajib mencakup segala komunitas sekolah serta wajib ditanamkan di segala kurikulum serta budaya sekolah.

  1. DISKUSI

Sebelum lebih jauh membahas tentang pentingnya pendidikan karakter yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa, berikut akan dipaparkan beberapa alasan mengapa karakter secara substansial menjadi hal yang membingungkan terutama dalam konteks pendidikan. Pertama, anggapan yang berkembang bahwa lembaga pendidikan lebih mengutamakan prestasi belajar pada orientasi produk. Apakah pendidikan hanya proses berorientasi hasil; atau juga menghasilkan perubahan perilaku. Dari pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa lembaga pendidikan telah mengabaikan aspek afektif yang sebenarnya juga merupakan domain vital dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, lembaga pendidikan pasti belum berhasil mengajarkan nilai-nilai moral kepada peserta didik karena hasil belajar lebih ditekankan pada aspek kognitif dan psikomotorik sebagai prioritas utama dalam prestasi belajar. Padahal, dari penelitian-penelitian sebelumnya jelas menunjukkan bahwa prestasi/keberhasilan akademik siswa tidak selalu berkorelasi dengan kecerdasan emosionalnya.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan prestasi akademik siswa sekolah menengah. Kecerdasan emosional tidak dianggap prediktif terhadap prestasi akademik di kalangan anak-anak. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seorang pelajar sekolah atau mahasiswa mungkin telah berhasil secara akademis setelah lulus dari sekolah atau universitas; namun memiliki kecerdasan emosional yang rendah ketika menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan nyata. Mungkin seseorang tidak bisa bekerja sama dalam satu tim, misalnya karena merasa tahu segalanya; jadi, tidak perlu mendengarkan saran dari anggota tim lainnya. Akibatnya, sulit baginya untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Kedua, degradasi moral yang masih terjadi di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan menjadi salah satu alasan utama mengapa karakter yang baik sangat dibutuhkan di era globalisasi saat ini. Terkait hal tersebut, Harris, dekan pendidikan sarjana Universitas Harvard (Perez-Pena, 2012) mengatakan, mahasiswa Harvad menganggap menyontek adalah hal yang bisa ditoleransi. Ia (ibid) mencatat hampir separuh mahasiswa S1 diduga menyontek karena bekerja sama atau menjiplak ujian akhir yang dibawa pulang. Sementara itu, survei yang dilakukan oleh International Center for Academic Integrity (ICAI) terhadap lebih dari 71.000 siswa menemukan bahwa sekitar 68 persen siswa mengaku menyontek setidaknya satu kali (Musto, 2017). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Anderman (Musto, 2017), ketua Department of Educational Studies di Ohio State University, terhadap 400 mahasiswa Amerika dari dua universitas, menyimpulkan bahwa menyontek merupakan hal yang lumrah di kalangan mahasiswa. Sementara itu, Singapore University of Social Sciences (SUSS) melakukan investigasi cepat terhadap seorang dosen yang diduga membocorkan soal ujian.

Dari kasus-kasus di atas tampak bahwa dunia pendidikan sedang mengalami krisis moral yang serius di kalangan pelajar sekolah dan mahasiswa karena mereka mengabaikan nilai-nilai dasar yang membangun karakter kepribadian mereka seperti kejujuran akademik, integritas, kerja keras, dan sebagainya.

Ketiga, penyebab karakter menjadi bermasalah berkaitan dengan perkembangan teknologi yang pesat dan informasi digital yang canggih tidak selalu membawa dampak positif bagi pertumbuhan karakter siswa. Mengenai hal ini, Daud (2013, p.85) berpendapat bahwa jika penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, misalnya internet, tidak terkontrol dengan baik; sehingga akan membawa pengaruh negatif; meskipun juga berdampak positif khususnya pada budaya akademik. Selain itu, Wright (2011) menyatakan bahwa ada potensi masalah yang muncul melalui penggunaan teknologi; dan itu mempengaruhi karakter siswa. Pendapat Daud dan Wring bisa jadi benar karena tidak semua orang menggunakan teknologi dengan tepat. Ada yang menggunakannya untuk menyebarkan hoax atau ujaran kebencian, melakukan cyberbullying atau menawarkan obat-obatan terlarang, dll. Oleh karena itu kita termasuk mahasiswa harus bijak memanfaatkan teknologi. Meskipun demikian, kehadiran teknologi modern dan aplikasi online lainnya tidak dapat dihindari karena orang menggunakannya untuk berbagai tujuan yang berbeda.

 

  1. SIMPULAN 

Pengembangan keahlian sosialisasi serta integrasi pembelajaran kepribadian ialah bagian berarti dari keberhasilan akademik seseorang anak. Upaya pembelajaran kepribadian bisa jadi efisien apabila dilaksanakan secara ketat serta dengan landasan ilmiah. Sekolah wajib fokus pada pengajaran kepribadian dalam kurikulum reguler. Pada dasarnya, teknologi merupakan perlengkapan. Oleh sebab itu, supaya lebih positif untuk siswa, dibutuhkan pemanfaatan budaya serta pembelajaran kepribadian supaya tidak kehabisan kearifan budaya lokal. Membentuk kepribadian siswa memanglah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh sebab itu, diperlukan visi serta misi yang kokoh dari sekolah dalam membangun kepribadian siswa.

Kepribadian seorang hendak tercipta apabila kegiatan dicoba berulang-ulang secara teratur sampai jadi sesuatu kerutinan, yang kesimpulannya tidak cuma jadi sesuatu Kerutinan saja namun telah jadi sesuatu kepribadian. Hingga dari itu, pembelajaran kepribadian wajib dicoba secepat bisa jadi supaya anak sanggup menanamkan kepribadian yang baik sehingga mereka dapat membawanya sampai umur berusia. Pembelajaran kepribadian di sekolah bisa diterapkan pada seluruh mata pelajaran.

  1. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian diatas, maka peneliti membagikan anjuran selaku berikut :

  1. Orang tua hendaknya menanamkan pendidikan karakter sejak dini, karena anak terlebih dahulu memahami lingkungannya sendiri dalam lingkungan keluarga. Dari sini dapat dipastikan bahwa penanaman yang baik dari kecil hingga besar akan memiliki kepribadian yang baik.
  2. Pergi ke sekolah, karena begitulah dua anak berinteraksi di sekolah dengan begitu banyak teman, guru, dan pihak lain. Oleh karena itu, tidak hanya di lingkungan rumah sekolah saja, penguatan karakter anak juga sangat penting dilakukan, agar generasi penerus bangsa ini memiliki karakter yang baik dan tidak menyimpang darinya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. M., Adrian, H., & Arif, M. (2021). Pentingnya Menciptakan Pendidikan Karakter Dalam. Jurnal Pendias, 3(1), 1--24.

Character Education Partnership (2010), Washington, DC.

Chairiyah. (2014). Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan The Education Character in Education World. Literasi, 4(1), 42--51.

Daud, D. M. (2013). Dinamika pendidikan dalam tantangan global [The dynamic of education in global challenge]. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.

Heriansyah, H. (2018). the Importance of Character Education:Tthe English Teacher'S Efforts and Challenges in Students' Character Building. Proceedings of the International Conference on the Roles of Parents in Shaping Children's Characters (ICECED), 429--434.

N, O. (2015). Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan. Nopan Omeri, 9(manager pendidikan), 464--468.

Laksana, S. D. (2021). Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Menghadapi Teknologi Pendidikan Abad 21. Jurnal Teknologi Pendidikan, 1(01), 14--22.

Miftah Nurul Annisa, A. W. (2020). Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar di Zaman Serba Digital. Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2(1), 35--48.

F. E. Kast and J. E. Rosenzweig, "Management and Accelerating Technology," California Management Review, vol. 6, no. 2, pp. 39--48, 1963.

Fajariah, M., & Suryo, D. (2020). Teacher's Education for Character Education. 398(ICoSSCE 2019), 311--320.

Josephson, Michael, (2002), Making Ethical Decisions. McNeill.

H. G. Lord, "Ex Post Facto Studies as a Research Method. Special Report No. 7320.," 1973

T. Lickona, Educating for character: How our schools can teach respect and responsibility. Bantam, 2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun