"Astaghfirullah, Mak. Maunya aku jawab gimana?"
"Buktikan kalau kamu bisa dapat jodoh secepatnya, paham?"
Demi kelezatan dawet, Juleha mengiyakan permintaan emak lalu beranjak ke meja snack yang lain.
"Kapan giliranmu kawin, Ha?" tanya salah seorang tetangga.
"Nunggu durian tanpa duri, Lek."
"Gak sah pileh lakik, eling umur. Makin alum makin susah laku."
"Iya, Jul. Dijodohin juga rapopo kan tresno jalaran soko kulino."
Niat lari dari tekanan emak justru masuk ke mulut semak belukar. Juleha melipir tipis ke arah dapur, berharap di sana lebih aman dari ledekan tetangga.
"Bentar lagi Bang Akim due gawe tuh ngawinin Jukeha. Secara dia cuma jadi saksi di nikahannya Wika," seloroh seseorang yang sedang mencuci wajan.
"Kasian ya, Yuk. Padahal, dia yang mbesarin Wika. Dia kliatan sedih loh tadi."
"Sayangnya Juleha pilih-pilih makanya susah dapet laki."