"Kamu ngusir bapak? Bener-bener nih anak harus tak masukkan perut lagi!"
"Ampun, Mak! Aku cuma bertanya, lagian bapak mau tinggal di mana juga haknya. Kita nggak bisa egois."
"Bapakmu tetap di sini! Titik!"
Niat hati ingin bercanda, emak justru terbawa serius. Juleha ingin melayangkan protes, tetapi bapak melarangnya.
"Untuk saat ini aku berada di sini, Nah. Tapi, kalau kamu bikin sepet mata mending aku tinggal di rumah tambak."
"Kok gitu, Bang?" protes emak.
"Yo, wis. Aku tak mbojo neh ae."
Tidak perlu menunggu pergantian menit, emak langsung mencubit bapak dengan geram. Bapak menjerit kesakitan, tapi emak justru makin bertenaga menjepitkan dua jarinya. Juleha terbahak melihat kelakuan orang tuanya. Kalau boleh menawar, dia ingin orang tuanya bersatu selamanya. Namun, ada hati Mak Linik dan Wika yang harus dijaga. Dia tidak akan menghalangi jika bapak ingin pulang ke rumah keluarga yang satunya.
***
"Pak, Ka--mi minta doa restu untuk menikah dengan Mas Bayu."
Wika datang ke rumah Juleha bersama Mak Linik dan Bayu. Situasi dan kondisi berubah penuh emosional saat Wika meminta doa restu kepada bapak. Juleha larut dalam suasana haru, begitu pun dengan emak.