Membungkus Kenangan Ramadan-part 2
Sepulang dari tarawih, Anto-salah seorang tetangga-memberi kabar kepada Rozan dan bibinya kalau Niko sedang tawuran di lapangan kampung. Mereka pun segera menuju ke lokasi kejadian dengan hati was-was.
"Niko membawa amplop berisi uang, To?" Tanya bibi geram.
"Ya, Bik. Terus dihadang tuh sama anak kampung sebelah. Mau dipalak tapi Niko terus nglawan."
"Jangan-jangan itu uang THR milikmu, Zan."
"Entahlah, Bik. Yang penting kita ke sana dulu biar Niko nggak dihajar sama anak-anak kampung sebelah," sahut Rozan dengan nada khawatir.
"Benar, Zan. Soalnya Niko sendirian sedang mereka berlima. Warga malas melerai justru pada tidak acuh gitu, deh, tadi. Aku aja tadi hampir digebukin sama mereka gara-gara ketahuan nguping," timpal Anto.
Ternyata sesuai dugaan, Niko sudah babak belur dihajar oleh anak-anak berandal tersebut. Namun Niko tetap mempertahankan amplop di balik bajunya.
"Serahkan duitnya atau ...."
Salah seorang anak mengacungkan pisau. Akan tetapi seorang wanita tiba-tiba menjerit histeris.