Jokowi juga manusia. Mata hati nuraninya tidak buta. Dia melihat cara-cara yang digunakan untuk menghancurkan KPK. Mencari-cari kesalahan. Menggunakan kekuasaan untuk seenaknya membidik orang yang berlawanan. Demi apa? Dan, demi siapa?
Maka, saya meyakini, nurani Jokowi melihat 'kekalapan' itu. Berbuat segalanya demi penyelamatan koruptor. Dia harus bertanggungjawab dan menerima konsekuensi kehilangan dukungan publik, jika memberikan kekuasaan pada orang yang bermasalah.
Nurani Jokowi juga menekan dirinya sendiri untuk menolak pelantikan BG. Mandat rakyat sudah diserahkan pada Jokowi. Dia memegang tampuk kekuasaan. Jangan dengarkan pendapat apapun. Terlalu banyak yang berbicara. Sudah cukup.. Sekarang endapkan. Dengarkan nurani..! Masih terdengarkah suara nurani? Â (*)
baca juga
http://politik.kompasiana.com/2015/01/23/tidak-ada-kompromi-pak-presiden-703531.html
http://politik.kompasiana.com/2015/02/15/a-new-holes-706879.html
http://politik.kompasiana.com/2015/02/04/segera-akhiri-pak-presiden-kami-sudah-muak-705225.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H