Mohon tunggu...
Dani Wijaya
Dani Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Keras

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pembangunan Infrastruktur Dicanangkan untuk Mengatasi Problem Sosial di Papua

27 Januari 2018   11:55 Diperbarui: 27 Januari 2018   11:55 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kelaparan di Asmat merupakan bukti bahwa akses pangan dan kesehatan di Papua sangat buruk. Hal tersebut ditunjang oleh konektivitas antar wilayah yang tak terhubung satu sama lain di sana. Karenanya, masalah kelaparan kerap menghinggapi.

Hadirnya pembangunan jalan, jembatan, dan bandara di Papua adalah untuk memudahkan akses dan konektivitas itu. Dengan terbukanya wilayah tersebut, maka akses pangan dan kesehatan diharapkan dapat terbuka sepenuhnya. Sehinggar masalah kelaparan bisa dihindari.

Karena kontur wilayah Papua itu sulit dijangkau dan terisolasi, kita juga harus sadar bahwa upaya membuka akses dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua tidak bisa tiba-tiba dilaksanakan sehari saja. Hal itu membutuhkan proses yang bertahap, namun reguler.

Langkah Presiden Jokowi pun sejauh ini sudah on the track. Masyarakat dan jajaran pemerintahan di Papua pun mengakuinya.

Hal tersebut, misalnya, terlihat dari rasa terima kasih Bupati Puncak Papua kepada Presiden Jokowi karena telah berani mengambil resiko membantu Kabupayen tersebut keluar dari wilayah yang terisolasi. Yakni, melalui pembangunan infrastruktur dan transportasi di sana.

Itulah dampak positif dari pembangunan infrastruktur dan masalah sosial di Papua. Keduanya bisa saling terkait untuk mengatasi masalah di wilayah tersebut.

Informasi yang berimbang harus diterima masyarakat, agar kebenaran dapat disampaikan. Kita sendiri juga harus adil dalam menilai informasi agar tidak mudah tergiring opini oleh media abal-abal yang dibuat hanya untuk tujuan politik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun