Mohon tunggu...
Danisa Lutfia Ramadhani
Danisa Lutfia Ramadhani Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa UMB

sedang menempuh skripsi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Tragedi Salah Sasaran, Menyingkap Atribusi dan Bias Kognitif di Balik Kasus Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Sukolilo, Pati

22 Juni 2024   18:19 Diperbarui: 22 Juni 2024   18:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deindividuasi

Deindividuasi adalah fenomena di mana individu dalam kelompok besar kehilangan rasa individualitas mereka dan menjadi lebih anonim. Dalam kondisi deindividuasi, orang sering merasa kurang bertanggung jawab atas tindakan mereka, yang dapat mengarah pada perilaku agresif dan tidak terkendali. Fenomena deindividuasi yang dijelaskan oleh Zimbardo (1969) menunjukkan bahwa dalam kelompok besar, individu cenderung kehilangan rasa tanggung jawab pribadi dan bertindak lebih agresif.

Dalam kasus ini, massa yang mengejar dan menyerang BH mungkin mengalami deindividuasi, di mana mereka merasa lebih berani untuk bertindak keras karena mereka adalah bagian dari kelompok besar. Ini menyoroti perlunya intervensi yang efektif untuk mengendalikan kerumunan dan mencegah kekerasan kelompok.

Konformitas

Konformitas adalah proses di mana individu menyesuaikan sikap, keyakinan, dan perilaku mereka agar sesuai dengan norma kelompok. Ketika beberapa individu dalam massa mulai menyerang BH, lainnya mungkin merasa terdorong untuk mengikuti meskipun mereka tidak yakin tentang kesalahan BH. Tekanan untuk konformitas sosial dan ketakutan akan ostrasisme dapat membuat individu bertindak melawan penilaian pribadi mereka sendiri.

Dampak Psikologis dan Sosial

Trauma Kolektif

Peristiwa seperti ini tidak hanya meninggalkan trauma pada keluarga korban tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Kekerasan yang terjadi di depan umum bisa menimbulkan rasa ketidakamanan dan ketidakpercayaan antarwarga. Trauma kolektif ini dapat memperkuat stereotip negatif dan meningkatkan ketegangan sosial. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Reicher, Spears, dan Postmes (1995), kasus ini menyebabkan trauma kolektif di masyarakat, yang memperkuat ketidakpercayaan dan ketegangan sosial.

Stigma dan Diskriminasi

Dampak lainnya adalah stigma yang berkembang terhadap pihak-pihak tertentu. Dalam kasus ini, polisi daerah Pati mengalami tekanan dari masyarakat yang menuntut agar mereka dipersulit saat naik jabatan. Masyarakat juga meminta agar klub sepak bola di Pati tidak menerima sponsor dari perusahaan yang terkait dengan daerah tersebut karena kekhawatiran akan mengalami nasib serupa dengan BH. Ini menunjukkan bagaimana suatu insiden bisa memicu diskriminasi yang meluas dan tidak rasional.

Tindakan Kepolisian dan Preventif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun