Hal itu wajar karena Marshel sama sekali tidak memiliki rekam jejak di pemerintahan. Jadi, warganet mempertanyakan kapasitas seorang Marshel yang akan memimpin nanti.Â
Di sisi lain, sosok Marshel pun cukup kontroversi. Salah satunya ia pernah terlibat dalam jual beli konten pornografi Dea Onlyfans.Â
Selain Marshel, istri Raffi Ahmad juga santer akan diduetkan di Pilgub Sumatera Utara. Nagita disebut-sebut akan mendampingi Bobby Nasution yang tak lain adalah menantu Presiden Joko Widodo.Â
Ada alasan tersendiri mengapa partai politik lebih memilih selebriti. Para selebriti memiliki modal yang penting yaitu popularitas. Tentu saja hal itu bisa mendongkrak elektabilitas partai atau calon yang diusung.Â
Suka atau tidak, cara ini memang cukup berhasil dan selalu berulang. Hal itu bisa kita lihat dari beberapa figur artis yang menang di Pikada. Sebut saja Rano Karno yang sukses menjadi Wakil Bupati Tangerang.
Tak hanya sebagai wakil bupati, Rano Karno juga naik menjadi Wakil Gubernur Banten hingga menjadi Gubernur Banten.
Selain Rano Karno, ada nama pesinetron Zumi Zola. Karier Zumi Zola cukup lengkap sebagai kepala daerah. Ia terpilih sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur tahun 2011.
Ia lalu mengundurkan diri dari jabatan tersebut karena maju dalam Pilgub Jambi. Zumi terpilih, tapi ia terseret kasus korupsi pada tahun 2018.
Di daerah saya, Syahrul Gunawan sukses menjadi Wakil Bupati Kabupaten Bandung berpasangan dengan Dadang Supriatna. Ia santer dikabarkan akan kembali maju, kali ini sebagai Bupati dan besar kemungkinan akan berhadapan dengan Dadang Supriatna.Â
Contoh di atas menjadi bukti bahwa popularitas tinggi para pesohor bisa menarik suara pemilih. Para pesohor ini setidaknya bisa menarik suara bagi yang tidak terlalu peduli dengan politik.