Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Lonceng Kematian Badminton Indonesia di Awal Tahun 2024

23 Januari 2024   09:10 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:02 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonatan Christie saat juara Indonesia Masters 2023 usai menang atas Chico Aura Dwiwardoyo. | Foto: KOMPAS.COM

Sejak tahun 2023, prestasi badminton Indonesia cenderung menurun di turnamen elit. Tentu hasil Asian Games yang tak dapat sebiji medali pun masih kita ingat. Di awal tahun 2024, sepertinya prestasi badminton Indonesia masih terpuruk. 

Entah apa yang terjadi dengan dunia badminton Indonesia akhir-akhir ini. Hal itu karena hasil minor terus diraih oleh tim Indonesia. 

Pada akhir tahun 2023 di BWF World Tour Finals yang digelar di China, Indonesia tak mendapat gelar satupun. Bahkan, tak ada satu wakil Indonesia yang lolos ke final. 

Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Rian Ardianto hanya lolos sampai semifinal. Dan ini menjadi sejarah tersendiri, selama turnamen yang digelar di China, yaitu China Masters, China Open, Asian Games, dan BWF World Tour Finals, badminton Indonesia tak mendapat gelar apapun. 

Jika ditarik ke belakang lagi, keterpurukan badminton Indonesia memang sudah terjadi di turnamen Super 1000 dan Super 750 alias turnamen elit. 

Pada tahun 2023, ada empat turnamen level Super 1000 yaitu Malaysia Open, All England, Indonesia Open, dan China Open. 

Itu artinya ada 20 posisi juara yang diperebutkan. Sayangnya, dari 20 posisi itu, Indonesia hanya mendapat dua gelar melalui Fajar Alfian/Rian Ardianto yang juara Malaysia Open dan All England. 

Untuk level Super 750, Indonesia hanya meraih dua gelar di Singapore Open dan French Open melalui Anthony Ginting dan Jonatan Christie. 

Keterpurukan Indonesia itu berlanjut di awal tahun 2024. Ini menjadi lonceng awal kematian badminton Indonesia jika hasil minor terus berlanjut. 

Pada bulan Januari 2024, sudah ada dua turnamen yang diselenggarakan yaitu Malaysia Open dan India Open. Di Malasyia Open, Indonesia hanya mampu mencapai perempat final. 

Fajar Alfian/Rian Ardianto gagal mempertahankan gelar juara setelah kalah dari Liang Wei Keng/Wang Chang. Di tunggal puteri, Gregoria gagal dan kalah dari Chen Yu Fei. 

Hasil jauh lebih buruk didapat oleh tunggal putera. Jonatan Christie langsung kalah di babak awal oleh Kidambi Srikant. Sementara Ginting kalah di babak 16 besar oleh pemain non unggulan Lu Guang Zu. 

Di India Open 2024, hasil yang didapat tak jauh berbeda dari Malaysia Open 2024. Indonesia lagi-lagi hanya bisa mencapai perempat final.

Ini menjadi sejarah baru, hal itu untuk pertama kalinya sejak India Open berformat Grand Prix Gold, Superseries, Super 500, dan Super 750, baru pada edisi 2024 inilah, tidak ada satupun pemain Indonesia yang berlaga di semifinal.

Tentu ini menjadi catatan minor yang terus  berlanjut di tahun 2023. Yang kita ingat adalah Asian Games yang mana Badminton adalah lumbung medali. 

Hanya saja pada saat itu, tidak ada medali sebijipun, bahkan untuk medali perak baik itu untuk perorangan maupun beregu. 

Kegagalan pada dua turnamen awal tahun 2024 jelas buruk. Jika dibandingkan tahun 2023 untuk level turnamen yang sama yaitu Super 1000, Indonesia mendapat satu gelar melalui Fajar/Rian.

Begitu juga di India Open 2023 yang berlabel Super 750, masih ada pemain Indonesia yang berlaga di semifinal. Itu artinya, capaian di awal tahun 2024 untuk dua turnamen yang sama jauh lebih buruk.

Jangankan mendapatkan gelar, melaju sampai semifinal saja tidak mampu. Yang jelas ini menjadi alarm bahwa ada yang salah dengan badminton Indonesia. 

Hampir semua sektor mengalami penurunan peforma. Entah apa yang membuat itu terjadi. Di sisi lain, kegagalan ini menjadi sorotan bagi PBSI yang dinilai gagal dalam mencapai target. 

Comeback di Indonesia Masters 

Kegagalan pada dua turnamen awal itu bisa saja kita tutup di Indonesia Masters yang mulai digelar tanggal 23 Januari 2024.

Bagi saya, setidaknya Indonesia bisa mengulang capaian tahun 2023 yang bisa mendapatkan dua gelar melalui Jonatan Christie dan Leo Rolly/Daniel Martin. 

Lebih spesial lagi, pada saat itu terjadi All Indonesian Final di sektor tunggal putera. Jika di Indonesia Masters gagal, entah apa yang terjadi dengan badminton Indonesia. 

Yang jelas itu adalah penurunan prestasi. Indonesia jalan di tempat sementara negara lain mulai berkembang. Di sisi lain, saya sendiri melihat ada gap yang jauh antara pemain yang sering mondar-mandir bermain di turnamen dengan pemain muda. 

Sektor tunggal puteri misalnya, ada gap yang jauh antara Gregoria dengan Putri KW baik dari sisi ranking maupun permainan. 

Tentu yang paling tragis adalah ganda putera. Seperti yang kita ketahui, ganda putera adalah sektor andalan Indonesia. Tapi, penurunan peforma terjadi pada sektor ini.

Pada dua turnamen awal tahun 2024, hanya Fajar Alfian/Rian Ardianto saja yang mampu melaju ke perempat final. Sebagai mantan nomor satu dunia, tentu hasil itu tidak memuaskan. 

Masalah regenerasi mungkin jadi pekerjaan rumah besar bagi PBSI. Tentu setiap pemain ada masanya karena dalam dunia olahraga terbatas pada usia. Sayangnya belum ada pemain muda yang bisa menggantikan posisi senior mereka. 

Jika terus berlanjut, maka jangan heran bamdindon Indonesia terus terpuruk. Hasil minor dari dua turnamen elit awal tahun ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi PBSI untuk mawas diri bahwa ada yang tidak beres dengan badminton Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun