Fajar Alfian/Rian Ardianto gagal mempertahankan gelar juara setelah kalah dari Liang Wei Keng/Wang Chang. Di tunggal puteri, Gregoria gagal dan kalah dari Chen Yu Fei.Â
Hasil jauh lebih buruk didapat oleh tunggal putera. Jonatan Christie langsung kalah di babak awal oleh Kidambi Srikant. Sementara Ginting kalah di babak 16 besar oleh pemain non unggulan Lu Guang Zu.Â
Di India Open 2024, hasil yang didapat tak jauh berbeda dari Malaysia Open 2024. Indonesia lagi-lagi hanya bisa mencapai perempat final.
Ini menjadi sejarah baru, hal itu untuk pertama kalinya sejak India Open berformat Grand Prix Gold, Superseries, Super 500, dan Super 750, baru pada edisi 2024 inilah, tidak ada satupun pemain Indonesia yang berlaga di semifinal.
Tentu ini menjadi catatan minor yang terus  berlanjut di tahun 2023. Yang kita ingat adalah Asian Games yang mana Badminton adalah lumbung medali.Â
Hanya saja pada saat itu, tidak ada medali sebijipun, bahkan untuk medali perak baik itu untuk perorangan maupun beregu.Â
Kegagalan pada dua turnamen awal tahun 2024 jelas buruk. Jika dibandingkan tahun 2023 untuk level turnamen yang sama yaitu Super 1000, Indonesia mendapat satu gelar melalui Fajar/Rian.
Begitu juga di India Open 2023 yang berlabel Super 750, masih ada pemain Indonesia yang berlaga di semifinal. Itu artinya, capaian di awal tahun 2024 untuk dua turnamen yang sama jauh lebih buruk.
Jangankan mendapatkan gelar, melaju sampai semifinal saja tidak mampu. Yang jelas ini menjadi alarm bahwa ada yang salah dengan badminton Indonesia.Â
Hampir semua sektor mengalami penurunan peforma. Entah apa yang membuat itu terjadi. Di sisi lain, kegagalan ini menjadi sorotan bagi PBSI yang dinilai gagal dalam mencapai target.Â
Comeback di Indonesia MastersÂ
Kegagalan pada dua turnamen awal itu bisa saja kita tutup di Indonesia Masters yang mulai digelar tanggal 23 Januari 2024.