Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alasan Mengapa Pengendara Mobil Mewah Cenderung Arogan di Jalan

13 Februari 2023   11:08 Diperbarui: 13 Februari 2023   11:15 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengendara mobil arogan. | Foto: Shutterstock via KOMPAS.COM

Kecenderungan untuk arogan semakin tinggi. Hal ini bisa dilihat dari kovoi Moge yang dinilai arogan karena melanggar hak orang lain. 

Faktor lainnya adalah karena mereka menjadi bagian organisasi atau instansi tertentu. Sudah lumrah kita temukan seorang istri pejabat atau istri dari instansi penegak hukum selalu arogan di jalanan karena sekali lagi, secara power mereka kuat sehingga dengan power itu bisa mengintimidasi orang lain. 

Maka, komplit sudah jika ada pengendara mobil mewah plus ia merupakan bagian dari organisasi atau instansi tertentu. Jelas kecenderungan untuk arogan semakin kuat. 

Padahal ada degradasi moral dari mereka. Meski status sosial tinggi, atau menjadi bagian organisasi tertentu. Tapi pemahaman soal berkendara masih kurang sehingga mereka abai. 

Memiliki status sosial tinggi atau kendaraan mewah ternyata membuat seseorang hilang akal sehatnya. 

Efek jera

Kejadian di atas bukan yang pertama kali dan terus berulang. Artinya, ada satu hal yang membuat kejadian itu tak juga mereda yakni minimnya penegakkan hukum. 

Saya yakin, orang-orang yang memiliki kendaraan mewah tersebut sudah paham etika berkendara. Apalagi, untuk bisa berkendara harus memiliki izin. Tapi, jika tidak ada efek jera, maka kejadian serupa akan terus terjadi. 

Untuk itu, dalam kasus ini maka penegakkan hukum harus lebih ditekankan. Longgarnya penegakkan hukum pada mereka hanya akan menambah privilese mereka saja dan membuat mereka semakin arogan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun