Sontak dengan ulah provokatif Teerathon itu Park marah. Terlihat ia menunjuk-nunjuk Teerathon. Entah apa yang dikatakan Park tapi momen itu tak berlangsung lama.Â
Di sisi lain, final Piala AFF memang sangat berarti bagi Park. Ini adalah tahun terakhir Park Hang-seo melatih Vietnam. Kontraknya akan berakhir tanggal 31 Januari nanti.Â
Tentu di akhir masa baktinya bersama Vietnam, ia ingin mengakhiri itu dengan indah yakni memberikan gelar juara Piala AFF. Tapi, apa mau dikata.Â
Perpisahan terakhir yang direncanakan akan manis itu justru berujung sebaliknya. Park menerima kado pahit dari Thailand dan Mano Polking di laga terakhirnya bersama Vietnam.Â
Dari sisi pertemuan, Mano Polking kembali mempermalukan Park Hang-seo. Hal itu dalam edisi Piala AFF 2020 dan 2022, Mano Polking tidak pernah kalah dari Park Hang-seo.
Jika Shin Tae-yong sulit menang dari Park dan Mano, Park merasakan hal yang sama yakni sulit menang dari Mano.Â
Menanggapi kegagalannya membawa juara, Park hanya bisa meminfa maaf kepada pecinta sepak bola Vietnam.Â
"Hari ini saya ingin mempersembahkan kemenangan sebagai kado bagi suporter namun tak mampu mewujudkan hal itu dan saya meminta maaf," ujar Park
Meski gagal, tapi kiprah Park selama lima tahun bersama Vietnam setidaknya berhasil memberikan tekanan pada Thailand yang selama ini sangat dominan di ASEAN.Â
Secata level permainan, mungkin hanya Vietnam yang mampu mendekati atau bahkan mengimbangi Thailand. Ini tak lepas dari tangan dingin Park.Â
Kenyataan yang harus diterima adalah Park berpisah dengan Vietnam secara pahit. Meski begitu, ia tetap berhasil membangun sepak bola Vietnam dan harus diapresiasi.Â