Thailand melakoni final leg kedua Piala AFF 2022 kontra Vietnam di di Thammasat Stadium, Bangkok, Senin (16/1/2023) malam WIB. Thailand unggul 1-0 berkat gol tunggal Theerathon Bunmathan.
Thailand sebenarnya hanya perlu bermain imbang 0-0 atau 1-1 untuk menjadi juara Piala AFF 2022. Hal itu karena pada leg pertama yang berlangsung di My Dinh Stadium (13/01/2022) Thailand bermain imbang 2-2.
Praktis dengan begitu Thailand unggul agregat gol tandang. Di sisi lain, untuk bisa juara maka Vietnam harus menang di leg kedua dengan skor berapa pun.Â
Pelatih Park Hang-seo menyebut timnya hanya perlu menang 1-0 di leg kedua untuk menjadi juara dan tidak perlu pesimis. Skor tipis itu cukup untuk mengantarkan Vietnam menjadi juara.Â
Nyatanya tidak demikian, meski hanya butuh imbang 0-0, Thailand tetap bermain solid pada leg kedua. Meski alot, Thailand mendominasi permainan pada babak pertama dengan 62 persen penguasaan bola.
Di sisi lain, Vietnam masih mengandalkan counter attack cepat. Pertahanan rapat Vietnam akhirnya jebol juga, melalui umpak Adisak Kraison, Teerathon berhasil melepaskan sepakan keras di luar kotak penalti dan sukses membobol gawang Vietnam pada menit ke-24.
Gol Teerathon bisa dibilang unik, pasalnya bek kiri itu menendang dengan kaki kanan yang bukan kaki terkuatnya. Hingga babak pertama usai, skor 1-0 untuk keunggulan Thailand.Â
Di babak kedua, Park Hang-seo memasukkan Pham Tuan Hai dan Do Duy Manh. Kedua pemain itu masuk menggantikan Phan Van Duc dan Bui Hoang Viet Anh.
Berbeda dengan Park, Mano Polking masih belum mengganti komposisi pemain di babak kedua. Pada babak kedua, Vietnam lebih aktif menyerang tapi selalu menemui kegagalan.Â
Hingga menit ke-75, Vietnam masih terus menggempur Thailand. Namun, final pass dan penyelesaian akhir masih belum memuaskan.Â
Pada menit ke-90+4, Thailand bermain dengan 10 pemain karena Peeradol menerima kartu merah. Meski unggul jumlah pemain, Vitenam tetap tidak bisa menyamakan kedudukan.Â
Dengan hasil ini, maka secara agregat Thailand unggul 3-2 dan berhak menjadi kampiun Piala AFF 2022.
Secara keseluruhan, ini adalah gelar ke-7 bagi Thailand dan semakin menegaskan bahwa Thailand adalah raja sepak bola ASEAN. Pada akhirnya, Thailand lagi yang menjadi juara.Â
Di sisi lain, hal ini menjadi catatan pribadi bagi Mano Polking karena berhasil membawa Thailand juara back to back pada edisi Piala AFF 2020 dan 2022.
Kado pahit bagi Park Hang-seo
Park Hang-seo dikenal sebagai pelatih yang hobi melempar kata-kata pedas sebelum laga dimulai. Selain itu, Park juga dikenal tempramen. Bahkan hal itu terlihat pada final leg pertama dan kedua kontra Thailand.Â
Pada leg pertama, usai bersalaman dengan Polking (dengan Shin Tae-yong tidak) beredar di media sosial jika Park terlihat kesal dan menghampiri wasit karena dianggap tidak benar dalam memimpin laga.Â
"Setelah peluit akhir pertandingan leg pertama antara Vietnam vs Thailand dibunyikan, pelatih Park Hang Seo sangat kecewa dengan kinerja wasit dan dia tidak bisa menjaga emosi, membuang kartu kepala pelatihnya," tulis Zing.
Salah satu asistennya kemudian datang mencegah Park. Park lantas menurut dan memasuki lorong My Dint Stadium.Â
Sama seperti leg pertama, Park kembali tertangkap naik pitam usai Teerathon meniru selebrasi gol Lionel Messi.Â
Teerathon menaruh dua tangan di kupingnya dan menghadap pada Park. Selebrasi ini mirip dengan Lionel Messi yang melakukannya pada Van Gaal.Â
Sontak dengan ulah provokatif Teerathon itu Park marah. Terlihat ia menunjuk-nunjuk Teerathon. Entah apa yang dikatakan Park tapi momen itu tak berlangsung lama.Â
Di sisi lain, final Piala AFF memang sangat berarti bagi Park. Ini adalah tahun terakhir Park Hang-seo melatih Vietnam. Kontraknya akan berakhir tanggal 31 Januari nanti.Â
Tentu di akhir masa baktinya bersama Vietnam, ia ingin mengakhiri itu dengan indah yakni memberikan gelar juara Piala AFF. Tapi, apa mau dikata.Â
Perpisahan terakhir yang direncanakan akan manis itu justru berujung sebaliknya. Park menerima kado pahit dari Thailand dan Mano Polking di laga terakhirnya bersama Vietnam.Â
Dari sisi pertemuan, Mano Polking kembali mempermalukan Park Hang-seo. Hal itu dalam edisi Piala AFF 2020 dan 2022, Mano Polking tidak pernah kalah dari Park Hang-seo.
Jika Shin Tae-yong sulit menang dari Park dan Mano, Park merasakan hal yang sama yakni sulit menang dari Mano.Â
Menanggapi kegagalannya membawa juara, Park hanya bisa meminfa maaf kepada pecinta sepak bola Vietnam.Â
"Hari ini saya ingin mempersembahkan kemenangan sebagai kado bagi suporter namun tak mampu mewujudkan hal itu dan saya meminta maaf," ujar Park
Meski gagal, tapi kiprah Park selama lima tahun bersama Vietnam setidaknya berhasil memberikan tekanan pada Thailand yang selama ini sangat dominan di ASEAN.Â
Secata level permainan, mungkin hanya Vietnam yang mampu mendekati atau bahkan mengimbangi Thailand. Ini tak lepas dari tangan dingin Park.Â
Kenyataan yang harus diterima adalah Park berpisah dengan Vietnam secara pahit. Meski begitu, ia tetap berhasil membangun sepak bola Vietnam dan harus diapresiasi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI