Saya pribadi pernah ditipu oleh pengemis tua di depan Gramedia Bandung. Ketika tengah menunggu angkutan umum, seorang bapak tua datang pada saya.Â
Ia berujar jika tidak punya ongkos untuk pulang ke Ciparay. Jarak dari Bandung ke Ciparay kurang lebih 20 km. Saat itu hari sudah sore dan saya iba kepada bapak tersebut. Lalu saya memberikan dia uang.Â
Bapak tersebut lantas pergi seolah-olah akan naik angkot. Ketika saya naik angkot untuk pulang, si bapak tadi kembali ke posisi awal di depan gerbang Gramedia untuk mencari mangsa baru.Â
Dari kejadian itulah, saya sampai saat ini tidak pernah berderma lagi pada pengemis. Begitu juga dengan fenomena ngemis online, saya yakin sejatinya mereka tengah mempermainkan simpati orang dengan cara menjual kesedihan.Â
Untuk itu, yang harus kita lakukan adalah tidak menonton mereka saat live. Atau melaporkan konten live tersebut. Pihak aplikasi juga harus menindak jika ada laporan karena konten tersebut meresahkan.Â
Jadi, untuk mencegah fenomena itu merebak langkah pertama ada di jempol kita. Jempol kita seharusnya menekan tombol laporkan bukan gift. Bukan berarti saya mengajak agar tidak berderma.Â
Tapi, berderma harus pada orang yang benar-benar membutuhkan. Bukan pada mereka yang hanya sekadar memanfaatkan rasa simpati orang lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H