Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Jepang Berdamai dengan Gempa Bumi

30 November 2022   09:22 Diperbarui: 30 November 2022   09:46 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika terjadi gempa bumi, ketua sidang yakni Roberth Rouw malah ketawa-ketiwi dan guyon jika gempa terjadi karena ada BMKG. Di sisi lain, anggota BMKG meminta para legislator itu untuk sembunyi di bawah meja. 

Meski begitu, pimpinan sidang justru tak mengindahkan himbauan tersebut dan terus tertawa seakan kejadian tersebut lucu. Ketua BMKG lantas meminta untuk setiap anggota DPR agar keluar melalui pintu khusus. 

Sang pimpinan sidang masih cengegesan dan menyebut jika pintu keluar di ruang sidang hanya ada satu. Beruntung efek gempa tersebut tidak langsung meratakan bangunan seperti di Cianjur. 

Namun dari kejadian itu ada dua hal yang perlu disoroti. Pertama terkait pemahaman gempa di tingkat elit yang amburadul dan kedua adalah terkait desain bangunan itu sendiri yang tak memerhatikan aspek kejadian berbahaya. 

Tingkah tengil anggota DPR yang malah cengar-cengir cukup untuk memberi gambaran jika edukasi gempa kita buruk. Bahkan anggota DPR yang katanya terdidik itu tak memiliki pemahaman tersebut. 

Tentu kita juga bertanya dengan kejadian di Cianjur sana. Dari segi kekuatan gempa sebenarnya tidak terlalu besar. Tapi kerusakan dan jatuhnya korban jiwa amat besar. 

Hal itu terjadi karena minimnya edukasi pada masyarakat serta bangunan yang ada di atasnya tidak sesuai dengan standar. Kita seharusnya belajar dari Jepang yang sama-sama hidup dengan ancaman gempa. 

Jepang menjadi salah satu contoh negara yang bisa berdamai dengan gempa. Hal itu tak terlepas dari bagaimana Jepang memitigasi bencana alam tersebut. 

Siswa SD di sana sudah diajarkan simulasi gempa. Anak-anak di sana diajarkan untuk berlindung di bawah meja ketika gempa terjadi dan memegang kaki meja hingga gempa selesai. 

Selain simulasi di dalam ruangan, simulasi juga dilakukan di luar lapangan. Caranya adalah anak-anak di sana dikumpulkan dalam lapangan luas dan menjauh dari gedung-gedung. 

Simulasi sederhana yang ditanamkan sejak dini itu tentu akan membekas. Sehingga ketika gempa terjadi orang-orang Jepang sudah tidak panik karena edukasi terkait gempa sudah tertanam dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun