Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Jepang Berdamai dengan Gempa Bumi

30 November 2022   09:22 Diperbarui: 30 November 2022   09:46 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah kaki yang kita injak terdapat sesar aktif yang terus bergerak. Salah satu contoh yang bisa pelajari adalah gempa Cianjur di atas yang disebut sebagai efek dari sesar Cimandiri. 

Meski dugaan awal gempa Cianjur karena sesar Cimandiri, belakangan diketahui bahwa penyebab gempa Cianjur bukanlah sesar Cimandiri. Melainkan sesar yang belum terdeteksi sebelumnya. 

Para ahli menyebut titik pusat gempa Cianjur berjarak sekitar 10 kilometer di sebelah utara jalur patahan Cimandiri. Sementara, jalur sesar Cimandiri bermula dari Pelabuhan ratu lalu membentang ke arah timur dan berbelok ke utara di sekitar kawasan episentrum gempa.

Dengan demikian gempa Cianjur disebabkan oleh sesar yang belum diketahui. Hal itu semakin menegaskan jika Indonesia begitu dekat dengan gempa bumi. Dan tentu ancaman itu sangat nyata. 

Selain sesar Cimandiri, salah satu sesar yang sedang tidur lainnya adalah sesar Lembang. Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dari Kecamatan Padalarang (Kabupaten Bandung Barat)  hingga Kecamatan Cilengkrang (Kabupaten Bandung).

Sampai saat ini sesar Lembang masih aktif bergerak dengan pergerakan 6 mm pertahun. Tentu saja sewaktu-waktu sesar ini bisa aktif apalagi dalam sejarahnya pernah terjadi. 

Jika demikian, maka sudah dipastikan dampak dari gempa bumi yang akan terjadi begitu dahsyat. Terutama bangunan dan infrastruktur yang ada di atas patahan sesar Lembang. 

Pun begitu dengan daerah Jakarta, Jakarta pun tak selamanya aman dari gempa. Hal itu karena di bawah Jakarta membentang sesar Baribis yang membentang dari Purwakarta, Cibatu-Bekasi, Tangerang, dan Rangkasbitung.

Dalam sejarahnya, sesar ini pernah mengakibatkan guncangan hebat pada tahun 1780 dan 1834 di Jakarta dan sekitarnya. Bukan tidak mungkin hal serupa akan terjadi di masa depan. Hal itu karena sesar ini aktif bergerak 5 mm pertahun. 

Dengan kondisi di atas, kita tentu tidak bisa mengubah takdir alam. Kita juga tak bisa mencegah gempa terjadi. Hal yang harus kita lalukan adalah meminimalisir dampak yang diakibatkan gempa dan memitigasinya dengan baik. 

Mitigasi yang buruk

Ada aktivitas menarik yang mencerminkan bahwa pemahaman gempa di Indonesia buruk. Bahkan hal itu dipertontonkan oleh anggota DPR RI saat rapat bersama BMKG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun