Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Citayam Wave: Ketika Kawasan Sudirman Diinvansi Bocah Ingin Viral

4 Juli 2022   11:32 Diperbarui: 4 Juli 2022   20:43 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Sudirman kini dikuasai oleh anak-anak yang ingin viral di media sosial. | sumber: kompas.com

Ada juga yang hanya dijadikan untuk mengisi kegabutan saja, itulah kehebatan Roy dengan popularitasnya. Akan tetapi, salah satu yang disorot adalah ketika Roy berpasangan dengan Jeje.

Jeje adalah salah satu wanita tercantik menurut netizen di antara bocah penguasa Sudirman. Tidak sedikit yang menyebut Jeje sangat mirip dengan Fuji.

Popularitas Roy yang tinggi menjadi batu loncatan bagi Jeje untuk meraih hal yang sama. Bahkan, ia sudah bertemu dengan Fuji dan membuat konten dengannya.

Fuji dan Jeje. | Sumber: Sreenshoot vka YouTube Fuji
Fuji dan Jeje. | Sumber: Sreenshoot vka YouTube Fuji

Menurut Roy, dirinya yang gonta-ganti pasangan adalah karena ia terkenal. Kaum hawa yang ingin menjadi pasangan Roy hanya ingin meraup popularitas yang sama.

Populernya pasangan Tegar dan Nadia, Bonge dan Kurma, serta Roy dan Jeje dinilai membuat anak-anak ini kerap menghiasai kawasan Sudirman.

Mereka berharap diwawancara seperti tiga pasangan di atas agar terkenal. Jika tidak begitu, banyak dari mereka yang membuat hubungan palsu hanya untuk mendongkrak kepopuleran semata.

Jika melihat fakta di atas tentu miris. Fenomena ini mengingatkan saya dengan kejadian di dekat rumah saya. Dulu, di sekitaran rumah dihuni oleh bocah-bocah yang tidak jelas berasal dari mana.

Sama seperti kejadian di atas, bocah-bocah tersebut kerap memamerkan kemesraan di depan publik. Bahkan obrolan yang keluar dari mulut mereka tidak pantas karena membahas hal-hal yang bersifat pornografi.

Keberadaan bocah-bocah tersebut bisa mengundang aksi pelecehan seksual di antara mereka sendiri atau pihak yang tidak bermoral. Oleh sebab itu, keberadaan mereka tidak boleh dianggap sebagai fenomena biasa.

Belum lagi peran media sosial yang membuat kejadian di atas sebagai fenomena tersendiri. Kejadian tersebut hanya menciptakan dua kemungkinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun