Lebih jauh lagi, para ketua partai pengusung pemerintah yakni Cak Imin, Zulkifli Hasan, dan Airlangga Hartanto menggulirkan isu yang sama.Â
Isu itu memantik perdebatan di kalangan masyarakat hingga akademisi. Mahasiswa bahkan melakukan demonstrasi menolak wacana tersebut.
Bukan tanpa sebab banyak yang menolak, hal itu karena yang menggulirkan isu tersebut adalah pihak pemerintah dan legislatif yang mana memiliki kekuatan politik dan hukum untuk mewujudkannya.
Sehingga timbul kekhawatiran di tengah masyarakat. Tentu demokrasi semacam itu tidak sehat. Jokowi akhirnya menegur para menterinya untuk tidak memainkan isu tersebut.
Banyak kalangan yang mendesak agar menteri yang memainkan isu pemilu ditunda untuk diganti. Nyatanya nama-nama di atas selamat. Bahkan Zulkifli Hasan yang ikut memainkan isu itu kini diangkat menjadi menteri.
Selain itu, akhir Maret kemarin Jokowi juga kembali menyentil menterinya yang hobi impor barang dari luar negeri.Â
"Kementerian sama saja (banyak yang menggunakan produk impor), tapi itu bagian saya itu. Reshuffle, udah heeeh saya itu, kayak gini enggak bisa jalan," ujar Jokowi (kompas.com)
Jokowi bahkan menyebut nama-nama menteri secara langsung, di ataranya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri BUMN Erick Tohir, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca juga: Menilik Potensi Tiga Kandidat Capres di Pemilu 2024
Jokowi geram pada instansi-instansi yang kerap memakai barang impor. Padahal barang tersebut bisa diproduksi di dalam negeri. Tentu ini membuang-buang anggaran. Akan tetapi, nama-nama di atas justru aman dari reshuffle kabinet.Â
Stabilitas politik
Reshuffle mini kemarin dinilai sebagai cara Jokowi menjaga stabilitas politik, utamanya menjelang masa jabatan presiden habis. Mengingat masa jabatan presiden tidak lama lagi akan usai.
Untuk bisa menstabilkan situasi politik, Jokowi merangkul partai parlemen. Apalagi setelah masuknya PAN ke koalisi dan hanya meninggalkan Demokrat dan PKS.