Sejak saat itu, Tim Garuda kerap bersua dengan Singapura di beberapa ajang. Total Timnas Indonesia dan Singapura telah 59 kali bertemu.Â
Dari jumlah tersebut, Timnas Indonesia lebih dominan dari Singapura. Skuad Garuda berhasil menang sebanyak 30 kali, 11 imbang, dan menelan 18 kekalahan.
Dari 30 kemenangan tersebut, Indonesia pernah beberapa kali melumat Singapura. Mulai dari skor 8-3 di ajang Merdeka Tournament 1960, menang 7-1 di Kings Cup 1968, menang 9-2 di Merdeka Tournament 1969, serta menang 6-0 di Piala Kemerdekaan 1990.
Meski secara statistik kita unggul, tetap saja kita harus tetap waspada. Ada beberapa hal yang harus diwaspadi menjelang laga melawan Singapura nanti.Â
Fokus
Lolos dengan status juara grup, tentu hal ini memberi keuntungan bagi anak asuhan Shin Tae-yong. Hal itu karena Indonesia akan menantang tuan rumah Singapura yang menjadi runner-up di bawah Thailand.Â
Secara hitung-hitungan, tentu melawan Singapura lebih menguntungkan daripada melawan Thailand. Sejauh ini, Thailand maupun Vietnam menjadi dua tim terkuat yang diprediksi melaju ke final.Â
Namun, keduanya harus bertemu lebih cepat dari perkiraan. Bahkan, pelatih Thailand begitu pede menonton laga antara Indonesia melawan Malaysia karena merasa akan bertemu salah satunya.
Namun, hal itu justru menjadi bola liar karena Thailand harus bertemu lawan tangguh. Meskipun melawan Singapura di bawah Thailand, tapi kita harus tetap fokus dan selalu waspada.
Tentu saja saat ini Singapura menjadi tuan rumah. Sehingga mereka akan bermain ngotot dan tidak ingin dipermalukan di depan pendukung sendiri. Faktor tuan rumah memberi keuntungan sendiri khususnya dari sisi dukungan suporter.
Selain itu, pemain kita tidak boleh melakukan banyak pelanggaran. Apalagi di dekat kotak penalti, hal itu bisa menjadi satu kesempatan bagi Singapura untuk membuka keran gol.
Dari tujuh gol yang dicetak Singapura selama penyisihan grup, tiga di antaranya dicetak melalui skema set-piece. Hal ini bisa dilihat dalam laga saat melawan Myanmar.Â