Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Media Korea Selatan Jagokan Indonesia dan Vietnam Bertemu di Partai Final

22 Desember 2021   09:50 Diperbarui: 22 Desember 2021   10:08 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pratama Arhan setelah mencetak gol ketiga ke gawang Malaysia. | Dok. PSSI via bola.net

Indonesia berhasil melaju ke semifinal Piala AFF 2020 setelah melibas Malaysia di partai terakhir Grup B. Dengan skor akhir 4-1, anak asuhan Shin Tae-yong keluar sebagai juara grup dengan 10 poin unggul produktivitas gol dari Vietnam. 

Sementara itu, Vietnam yang diasuh oleh Park Hang-seo tersebut berada di posisi kedua. Duo pelatih asal Korea Selatan itu memang menjadi magnet tersendiri di negeri ginseng sana. 

Bahkan, salah satu stasiun TV lokal di Korea Selatan menayangkan laga-laga Vietnam dan Indonesia. Tentu saja ini efek dari Shin Tae-yong dan Park Hang-seo. Kedua pelatih itu secara tidak langsung mengenalkan potensi sepak bola ASEAN. 

Media Korea Selatan bahkan menjagokan Indonesia dan Vietnam akan kembali bertemu. Hal itu akan membuat Shin Tae-yong dan Park Hang-seo beradu taktik lagi.

"Keajaiban buat Shin Tae-yong dan Park Hang-seo mereka masih baik-baik saja. Keduanya melaju ke semifinal Piala AFF 2020 dengan menempati posisi pertama dan kedua di grup," tulis media Korsel, Chosun.

Surat kabar media Korsel lainnya seperti Yonhap, Seoul Sport, Herald, dan OSEN juga turut memberitakan hasil positif dari kedua tim tersebut. Shin Tae-yong dan Park Hang-seo bahkan didukung untuk kembali bentrok di final Piala AFF 2020.

"Jika Vietnam mengalahkan Thailand dan Indonesia mengalahkan Singapura, kedua pelatih akan saling berhadapan lagi di final Piala AFF 2020," tulis Herald

Lolosnya Indonesia ke semifinal Piala AFF kali ini memang di luar perkiraan banyak publik. Hal itu karena Indonesia sempat diragukan karena diisi oleh pemain muda yang minim pengalaman.

Akan tetapi, Indonesia berhasil keluar sebagai juara grup di atas Vietnam dan Malaysia. Dua tim yang difavoritkan lolos ke semifinal nanti dan menantang tuan rumah Singapura. 

Head to head

Timnas Indonesia pertama kali bersua dengan Singapura pada 1958. Dalam pertandingan yang bertajuk Merdeka Tournament tersebut, Indonesia berhasil menang 2-0 atas Singapura.

Sejak saat itu, Tim Garuda kerap bersua dengan Singapura di beberapa ajang. Total Timnas Indonesia dan Singapura telah 59 kali bertemu. 

Dari jumlah tersebut, Timnas Indonesia lebih dominan dari Singapura. Skuad Garuda berhasil menang sebanyak 30 kali, 11 imbang, dan menelan 18 kekalahan.

Dari 30 kemenangan tersebut, Indonesia pernah beberapa kali melumat Singapura. Mulai dari skor 8-3 di ajang Merdeka Tournament 1960, menang 7-1 di Kings Cup 1968, menang 9-2 di Merdeka Tournament 1969, serta menang 6-0 di Piala Kemerdekaan 1990.

Meski secara statistik kita unggul, tetap saja kita harus tetap waspada. Ada beberapa hal yang harus diwaspadi menjelang laga melawan Singapura nanti. 

Fokus

Lolos dengan status juara grup, tentu hal ini memberi keuntungan bagi anak asuhan Shin Tae-yong. Hal itu karena Indonesia akan menantang tuan rumah Singapura yang menjadi runner-up di bawah Thailand. 

Secara hitung-hitungan, tentu melawan Singapura lebih menguntungkan daripada melawan Thailand. Sejauh ini, Thailand maupun Vietnam menjadi dua tim terkuat yang diprediksi melaju ke final. 

Namun, keduanya harus bertemu lebih cepat dari perkiraan. Bahkan, pelatih Thailand begitu pede menonton laga antara Indonesia melawan Malaysia karena merasa akan bertemu salah satunya.

Namun, hal itu justru menjadi bola liar karena Thailand harus bertemu lawan tangguh. Meskipun melawan Singapura di bawah Thailand, tapi kita harus tetap fokus dan selalu waspada.

Tentu saja saat ini Singapura menjadi tuan rumah. Sehingga mereka akan bermain ngotot dan tidak ingin dipermalukan di depan pendukung sendiri. Faktor tuan rumah memberi keuntungan sendiri khususnya dari sisi dukungan suporter.

Selain itu, pemain kita tidak boleh melakukan banyak pelanggaran. Apalagi di dekat kotak penalti, hal itu bisa menjadi satu kesempatan bagi Singapura untuk membuka keran gol.

Dari tujuh gol yang dicetak Singapura selama penyisihan grup, tiga di antaranya dicetak melalui skema set-piece. Hal ini bisa dilihat dalam laga saat melawan Myanmar. 

Singapura berhasil unggul dengan skor 3-0. Dua gol tersebut dicetak dengan skema set-piece yang diakhiri dengan sundulan striker jangkung mereka yaitu Ikhsan Fandi. 

Tentu saja lini belakang Timnas Indonesia harus waspada. Elkan Baggott yang memiliki postur tinggi harus siap duel udara dengan Ikhsan Fandi. Selain itu, faktor lain yang menguntungkan Singapura adalah waktu istirahat. 

Mereka memiliki waktu istirahat lebih banyak dari Indonesia. Tentu saja faktor itu cukup untuk memulihkan tenaga pemain. Tentu saja hal itu sudah dipikirkan oleh STY. 

Menarik dinantikan taktik yang akan dimainkan oleh STY dalam laga nanti. Pasalnya, pelatih asal Korea Selatan itu kerap merotasi pemain dan gonta-ganti formasi. 

Hal itu membuat lawan cukup kesulitan membacanya. Harapannya, di laga nanti para pemain kita bisa bermain seperti saat bermain melawan Malaysia dengan pressing ketat. 

Di luar itu, semoga saja anak asuhan STY bermain tanpa beban dan bisa memberi hiburan bagi pecinta sepak bola tanah air. 

Laga semifinal nanti, format home and away akan tetap ada. Hanya saja dilakukan di Singapura karena pandemi covid-19. Di luar itu, tidak ada lagi hitungan gol tandang dan kandang. 

Regulasi terkait penghapusan gol tandang dan kandang termaktub dalam Regulasi Piala AFF 2020 pada poin 15.3.1

Selain itu, waktu tambahan akan diberi di leg kedua jika agregat tetap imbang. Waktu tambahan sendiri yaitu 2x15 menit. Pada masa perpanjangan waktu, tim diperkenankan memasukan satu pemain di luar lima pemain waktu normal. 

Jika skor masih imbang, maka dilakukan adu penalti dengan lima penendang seperti biasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun