Draken mengatakan, "ketika aku memandang langit, segala sesuatu begitu tidak sesuai denganku, aku menemukan kedamaian."
Tekemichi kemudian mengatakan bahwa ia bisa meraskan apa yang Draken alami. Draken terus berbicara, Draken mengatakan bahwa Mikey tidak pernah melihat langit seperti dirinya.Â
Menurut Draken hal tersebut begitu disayangkan. Mengapa? Karena Mikey tidak pernah mengalami kekalahan sehingga tidak tahu bagaimana rasanya melihat langit seperti yang Draken lakukan.Â
Draken kemudian melanjutkan ceritanya pada Takemichi. Draken begitu menyukai Mikey. Bagaimana Mikey menanggung semua beban dan menyelesaikan semua masalah dipundaknya.Â
Namun, meskipun Mikey menanggung beban berat di pundaknya, entah bagaimana ia mampu bertahan dan terus hidup. Itulah yang Draken kagumi dari seorang Mikey.
Draken mengatakan, dirinya sudah melalui itu semua dengan Mikey. Karena terus berbicara, kondisi Draken terus memburuk, bahkan mulutnya mengeluarkan darah.Â
Draken kemudian mengatakan bahwa dirinya berharap bisa melakukan sesuatu untuk membantu Mikey. Perlahan mata Draken mulai tertutup.Â
Takemichi terus menangis karena tidak tahan dengan apa yang ia lihat. Draken kemudian meminta sesuatu, sebuah pesan terakhir kepada Takemichi.Â
Draken meminta kepada Takemichi untuk menjaga dan melindungi Mikey. Mata Draken pun tertutup dengan senyuman menandakan bahwa ia bahagia.
Itulah penutup chapter 222 kali ini. Draken memang sekarat, tetapi kematiannya masih belum dipastikan sebelum ia dimakamkan.
Itulah keyakinan penulis. Tentu masih ada kemungkinan Draken bisa selamat. Meskipun itu kecil. Alasannya apa? Penulis hanya berpijak pada teori saat Draken sekarat ketika melawan Mobius.Â